Ilustrasi visualisasi sederhana dari sebuah instrumen aerofon.
Aerofon adalah salah satu klasifikasi utama dalam sistem Hornbostel-Sachs untuk mengelompokkan alat musik. Secara harfiah, istilah "aerofon" berasal dari bahasa Yunani, di mana 'aero' berarti udara dan 'phone' berarti suara. Oleh karena itu, aerofon secara definitif adalah alat musik yang menghasilkan suara melalui getaran kolom udara di dalamnya.
Mekanisme utama pada aerofon adalah menciptakan getaran udara. Hal ini biasanya dicapai dengan cara meniupkan udara ke dalam atau melalui instrumen. Udara yang bergetar ini kemudian diperkuat atau diubah nadanya oleh resonator pada alat musik tersebut, seperti pipa, badan kayu, atau corong. Semua alat musik yang bergantung pada hembusan napas atau tekanan udara eksternal untuk menghasilkan nada dikategorikan sebagai aerofon.
Prinsip kerja aerofon sangat bergantung pada bagaimana udara dipaksa bergetar. Meskipun mekanismenya bervariasi antar jenis, tujuan akhirnya sama: menggetarkan udara di dalam rongga atau di sepanjang tepi instrumen.
Ada tiga cara utama bagaimana getaran udara ini diprakarsai:
Modulasi nada pada aerofon dicapai dengan mengubah panjang kolom udara (misalnya, dengan membuka atau menutup lubang nada pada seruling atau mengatur panjang pipa pada trompet), atau dengan mengubah kecepatan getaran (misalnya, melalui tekanan bibir pada terompet).
Dalam taksonomi musik yang lebih rinci, aerofon dibagi lagi berdasarkan cara getaran udara terjadi. Pembagian ini membantu para musisi dan organolog untuk memahami perbedaan fundamental antara berbagai instrumen tiup.
Ini adalah instrumen di mana pemain menggunakan bibirnya yang dibentuk sedemikian rupa (embouchure) untuk membelah aliran udara yang diarahkan ke tepi tajam instrumen.
Instrumen ini menggunakan selaput tipis (reed) yang terbuat dari bambu, logam, atau plastik, yang bergetar saat udara melewatinya.
Meskipun kurang umum, beberapa instrumen menggunakan mekanisme gesekan atau tekanan udara yang lebih kompleks. Namun, dalam praktik umum, fokus utama tetap pada dua kategori di atas.
Aerofon memiliki peran sentral dalam hampir semua tradisi musik di dunia. Dari orkestra simfoni yang megah hingga ansambel musik daerah sederhana, instrumen tiup sangat diperlukan untuk memberikan warna melodi, harmoni, dan tekstur.
Dalam musik klasik Barat, bagian woodwind (kayu) dan brass (kuningan) sepenuhnya terdiri dari aerofon, bertanggung jawab atas bagian utama melodi dan kontramelodi yang ekspresif. Sementara itu, dalam musik tradisional, seruling sederhana seringkali menjadi inti dari struktur melodi, seperti suling bambu di Asia Tenggara atau seruling tiup di berbagai budaya Afrika.
Kekuatan utama aerofon terletak pada kemampuan mereka meniru suara manusia (vokalitas), memungkinkan mereka untuk membawakan melodi dengan kehangatan dan ekspresi yang sulit dicapai oleh instrumen perkusi atau senar tanpa bantuan gesekan. Kemampuan untuk mengontrol dinamika (keras lembut) hanya dengan mengatur kekuatan hembusan napas memberikan kontrol musikal yang luar biasa kepada pemain.