Pertanyaan "ahli nujum adalah" mungkin terlintas di benak banyak orang ketika berhadapan dengan konsep ramalan, masa depan, atau tafsir mimpi. Dalam berbagai budaya dan zaman, sosok ahli nujum memiliki peran yang signifikan, meskipun seringkali diselimuti misteri dan kesalahpahaman. Secara umum, ahli nujum adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang nujum, yaitu seni atau ilmu untuk memprediksi masa depan, menafsirkan peristiwa, atau memberikan panduan berdasarkan interpretasi simbol-simbol gaib, tanda-tanda alam, atau kejadian-kejadian yang dianggap memiliki makna tersembunyi.
Istilah "nujum" sendiri berasal dari bahasa Arab, "An-Nujūm", yang berarti bintang-bintang. Hal ini mengindikasikan bahwa pada mulanya, praktik nujum sangat erat kaitannya dengan pengamatan astronomi. Ahli nujum pada zaman kuno seringkali mengamati pergerakan benda-benda langit seperti planet, bintang, dan bulan untuk meramal nasib individu atau bahkan nasib suatu bangsa. Mereka percaya bahwa posisi dan pergerakan benda-benda langit ini memiliki pengaruh kuat terhadap kehidupan di Bumi.
Peran ahli nujum sangat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan sejarahnya. Namun, beberapa fungsi umum yang sering diemban oleh para ahli nujum meliputi:
Keberagaman budaya melahirkan pula keberagaman metode yang digunakan oleh para ahli nujum. Beberapa metode yang populer antara lain:
Keberadaan ahli nujum dapat ditelusuri kembali ke peradaban-peradaban kuno. Di Mesopotamia, para pendeta bertindak sebagai peramal yang mengamati tanda-tanda dari hati hewan atau pergerakan bintang. Di Mesir kuno, peramal memegang peran penting dalam istana kerajaan, membantu raja dalam membuat keputusan penting. Peradaban Yunani kuno juga mengenal para Oracle, seperti Oracle di Delphi, yang memberikan ramalan melalui perantara.
Dalam tradisi Islam, ada perdebatan mengenai praktik nujum. Sebagian besar ulama melarang praktik yang dianggap menyekutukan Allah atau mengklaim mengetahui hal gaib yang hanya diketahui oleh Tuhan. Namun, ada juga pemahaman yang lebih luas mengenai astrologi sebagai ilmu pengetahuan tentang pergerakan bintang, bukan sebagai penentu nasib mutlak. Di berbagai kebudayaan Asia, seperti India (Jyotisha) dan Tiongkok (BaZi), astrologi telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat selama ribuan tahun.
Pada masa abad pertengahan di Eropa, ilmu nujum seringkali dicampuradukkan dengan alkimia dan sihir. Seiring dengan perkembangan sains modern, pandangan masyarakat terhadap ahli nujum menjadi lebih beragam. Ada yang memandang praktik nujum sebagai kepercayaan tahayul, sementara yang lain masih menghargainya sebagai seni ramal atau alat bantu psikologis untuk memahami diri dan kehidupan.
Jadi, ketika kita bertanya "ahli nujum adalah", jawabannya adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menafsirkan tanda-tanda dan simbol untuk memahami pola, tren, dan potensi masa depan. Mereka adalah individu yang seringkali bertindak sebagai jembatan antara dunia yang terlihat dan yang tidak terlihat, memberikan panduan, pemahaman, dan terkadang, harapan bagi mereka yang mencari makna dalam kehidupan.