Dalam dunia pertanian modern yang terus berkembang, mencari metode bercocok tanam yang efisien, berkelanjutan, dan menghasilkan produk berkualitas adalah sebuah keharusan. Salah satu solusi inovatif yang semakin populer adalah akuaponik. Lebih dari sekadar tren, akuaponik menawarkan ekosistem yang saling menguntungkan antara ikan dan tanaman, menciptakan siklus alami yang menakjubkan. Dan ketika berbicara tentang inspirasi akuaponik, nama Mark Sungkar seringkali muncul sebagai salah satu tokoh publik yang turut mempromosikan dan mengaplikasikan sistem ini.
Metode akuaponik ala Mark Sungkar ini bukan sekadar hobi, melainkan sebuah pendekatan yang matang untuk menghasilkan sayuran segar dan ikan konsumsi yang sehat. Konsep dasarnya sederhana namun cerdas: kotoran dari ikan yang hidup di dalam wadah akan menjadi sumber nutrisi alami bagi tanaman yang ditanam di atasnya. Tanaman, pada gilirannya, akan menyaring air tersebut, menjadikannya bersih kembali untuk lingkungan hidup ikan. Ini adalah sebuah simbiosis mutualisme yang sempurna, mengurangi kebutuhan akan pupuk kimia dan pestisida, serta menghemat penggunaan air.
Inti dari sistem akuaponik adalah siklus nutrisi. Berikut adalah langkah-langkah dasarnya:
Metode akuaponik ala Mark Sungkar seringkali menonjolkan kemudahannya untuk diterapkan di berbagai skala, bahkan di lahan terbatas seperti pekarangan rumah. Ia kerap membagikan pengalaman dan tips mengenai pemilihan jenis ikan yang cocok, jenis sayuran yang tumbuh subur, serta desain sistem yang efisien. Pendekatannya yang praktis membuat akuaponik terasa lebih terjangkau dan tidak menakutkan bagi banyak orang yang ingin mencoba bercocok tanam secara berkelanjutan.
Mengadopsi sistem akuaponik seperti yang dipraktikkan oleh Mark Sungkar menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan:
Banyak orang yang terinspirasi oleh Mark Sungkar bukan hanya karena ia seorang figur publik, tetapi karena ia mampu membuktikan bahwa akuaponik adalah metode yang realistis dan bermanfaat. Ia menunjukkan bahwa dengan sedikit pengetahuan dan kemauan, siapa pun bisa menciptakan kebun akuaponik yang produktif. Mulai dari sayuran daun seperti selada, bayam, kangkung, hingga jenis ikan seperti lele, nila, atau patin, semuanya bisa dibudidayakan dalam sistem ini.
Bagi Anda yang tertarik untuk memulai, langkah pertama adalah melakukan riset dasar mengenai jenis sistem akuaponik yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda. Ada berbagai macam desain seperti Media Bed, Deep Water Culture (DWC), atau Nutrient Film Technique (NFT). Memilih jenis ikan dan tanaman yang kompatibel juga merupakan kunci keberhasilan.