Bandeng Presto Pandanaran bukan sekadar hidangan ikan, melainkan representasi kuliner otentik dari Kota Semarang, Jawa Tengah. Nama "Pandanaran" merujuk pada salah satu jalan utama di kota tersebut, yang menjadi sentra utama peredaran dan penjualan bandeng presto berkualitas tinggi. Keistimewaan olahan ini terletak pada teknik memasaknya yang unik: presto atau presto kukus bertekanan tinggi. Teknik ini memungkinkan duri-duri keras ikan bandeng menjadi sangat lunak hingga dapat dikonsumsi bersama dagingnya, sebuah terobosan kuliner yang sangat dihargai oleh para penikmat makanan.
Ikan bandeng (Chanos chanos) secara alami memiliki tulang yang cukup banyak dan keras, menjadikannya tantangan tersendiri untuk dinikmati. Namun, berkat inovasi lokal, masalah ini dapat diatasi. Proses presto tidak hanya melunakkan tulang, tetapi juga membuat daging ikan menjadi lebih padat, gurih, dan beraroma khas. Bandeng yang diolah seringkali dibumbui dengan rempah-rempah tradisional seperti bawang putih, kunyit, dan ketumbar sebelum dimasukkan ke dalam panci presto. Hasilnya adalah hidangan yang kaya rasa, memadukan gurihnya ikan laut dengan keharuman bumbu Nusantara.
Daya tarik utama Bandeng Presto Pandanaran adalah kemudahannya saat disantap. Bagi mereka yang enggan repot memisahkan duri saat menikmati ikan, bandeng presto adalah solusi sempurna. Selain itu, teksturnya yang lembut—meski padat—sangat cocok dipadukan dengan berbagai sambal khas. Sambal terasi, sambal bawang, atau sambal hijau sering menjadi pendamping wajib yang meningkatkan pengalaman rasa secara signifikan.
Pembuatan bandeng presto memerlukan pemilihan bahan baku ikan yang segar. Setelah dibersihkan, ikan kemudian dimarinasi dengan bumbu halus. Tahap selanjutnya adalah pematangan menggunakan alat presto. Tekanan tinggi yang diterapkan selama waktu tertentu (biasanya antara 1 hingga 2 jam, tergantung ukuran ikan) adalah kunci keberhasilan melunakkan tulang. Setelah proses presto selesai, ikan biasanya disajikan dalam dua varian utama: siap makan (tinggal dipanaskan) atau dalam kondisi mentah siap goreng. Varian siap goreng sangat populer sebagai oleh-oleh karena lebih mudah dibawa dalam perjalanan.
Meskipun kini banyak rumah makan di Semarang yang menjual bandeng presto, kawasan Pandanaran tetap dianggap sebagai jantungnya. Di sini, persaingan bisnis justru mendorong peningkatan kualitas dan inovasi rasa. Banyak produsen lokal menjaga resep turun-temurun mereka dengan ketat, memastikan bahwa setiap gigitan memberikan cita rasa otentik Semarang yang sama. Kunjungan ke Semarang terasa kurang lengkap tanpa membawa pulang bungkusan bandeng presto dari pusat oleh-oleh ternama di kawasan tersebut.
Popularitasnya tidak hanya terbatas di Semarang. Berkat kemudahan pengemasan dan daya tahannya (terutama jika dalam kondisi dingin atau beku), Bandeng Presto Pandanaran telah menjelma menjadi salah satu buah tangan paling dicari dari Jawa Tengah, diperdagangkan lintas kota bahkan lintas pulau. Penggemar sejati sering mencari tips penyimpanan yang tepat agar kelembutan dan rasa khasnya tetap terjaga sampai di meja makan mereka.