Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW, dikenal luas tidak hanya karena keberaniannya dalam medan perang tetapi juga karena kedalaman ilmu dan kebijaksanaan spiritualnya yang luar biasa. Koleksi doanya yang tercatat dalam berbagai literatur Islam, terutama Nahj al-Balaghah, menjadi sumber inspirasi utama bagi umat Muslim dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Doa-doa beliau seringkali mengandung permohonan pengampunan, penguatan iman, penyerahan diri total (tawakkul), dan perenungan mendalam mengenai hakikat penciptaan dan keagungan Tuhan. Berikut adalah ringkasan dari beberapa bagian doa yang sering dikutip dari sanad beliau.
Salah satu ciri khas doa Ali adalah penekanan kuat pada syukur. Beliau mengajarkan bahwa syukur bukan sekadar ucapan lisan, melainkan pengakuan hati atas setiap nikmat, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas setiap karunia yang Kau limpahkan, atas setiap kesulitan yang Kau jadikan sarana penghapus dosa, dan atas setiap rahmat yang Kau janjikan. Jadikanlah lisanku selalu basah dengan mengingat kebaikan-Mu."
Imam Ali adalah gerbang ilmu pengetahuan. Doa-doa beliau seringkali memohon agar Allah membukakan pintu pemahaman (fath al-'ilmi) agar hati dapat menerima petunjuk dan menjauhi kesesatan.
Doa ini sangat relevan bagi para pencari ilmu yang ingin agar ilmunya bermanfaat dan tidak menjadi hujjah (bukti) atas mereka di akhirat.
Dalam kondisi apapun, Ali bin Abi Thalib mengajarkan penyerahan diri sepenuhnya setelah berusaha semaksimal mungkin. Doa tawakkul beliau menenangkan jiwa dari rasa cemas akan masa depan.
"Ya Rabb, aku telah mengerahkan segala upayaku, kini aku serahkan hasilnya sepenuhnya kepada kehendak-Mu. Cukup bagiku Engkau sebagai pelindung dan penolong. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan keputusasaan."
Doa yang populer dari beliau adalah ketika menghadapi kesulitan duniawi yang dirasa terlalu berat. Intinya adalah memohon agar Allah menjadikan kesulitan tersebut ringan, sebagaimana halnya memudahkan segala urusan bagi hamba yang berserah diri.
Kumpulan doa Ali bin Abi Thalib mencerminkan kedalaman spiritual seorang sahabat yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Doa-doa ini bukan hanya permohonan materi, tetapi lebih condong pada perbaikan kualitas hati dan kesadaran spiritual.
Mayoritas doa-doa masyhur yang dinisbatkan kepada Imam Ali tercatat dalam kitab Nahj al-Balaghah (Jalan Kepandaian). Kitab ini merupakan kompilasi khotbah, surat, dan hikmah beliau yang disusun oleh Sayyid Radhi. Selain itu, beberapa doa juga terabadikan dalam kitab-kitab zikir dan wirid Ahlul Bait.
Mengambil pelajaran dari kumpulan doa Ali bin Abi Thalib berarti mengadopsi cara pandang beliau terhadap dunia dan akhirat: bahwa dunia hanyalah lintasan sesaat, sedangkan tujuan sejati adalah keridhaan Ilahi. Doa-doa ini berfungsi sebagai pengingat konstan akan kefanaan kita dan keabadian Sang Pencipta. Dengan merenungi makna di balik setiap rangkaian kata, seorang hamba dapat mencapai tingkat kekhusyukan yang lebih tinggi saat bermunajat.
Keindahan doa-doa Ali terletak pada keuniversalan pesannya. Tidak peduli latar belakang mazhab seseorang, pelajaran tentang ketawadhu', ilmu, dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya adalah pelajaran universal bagi setiap Muslim yang mencari kedekatan sejati dengan Tuhan Yang Maha Esa. Melalui doa-doa ini, kita seolah-olah sedang diajak berguru langsung oleh salah satu pribadi paling mulia dalam sejarah Islam.