Memilih metode kontrasepsi adalah keputusan penting bagi setiap pasangan yang ingin merencanakan keluarga atau menunda kehamilan. Bagi sebagian orang, metode kontrasepsi hormonal mungkin menimbulkan kekhawatiran terkait efek samping. Beruntungnya, ada berbagai macam pilihan kontrasepsi non hormonal yang tersedia, menawarkan efektivitas yang baik tanpa memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Kontrasepsi non hormonal bekerja dengan berbagai cara untuk mencegah kehamilan, mulai dari menghalangi sperma mencapai sel telur, mencegah ovulasi, hingga menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma. Pilihan ini seringkali menjadi solusi menarik bagi mereka yang sensitif terhadap hormon, memiliki riwayat medis tertentu, atau hanya menginginkan alternatif yang lebih alami.
Berbagai Macam KB Non Hormonal yang Bisa Anda Pilih
Berikut adalah beberapa macam alat kontrasepsi non hormonal yang umum digunakan dan efektif:
1. Kondom Pria dan Wanita
Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi non hormonal yang paling umum dan mudah diakses.
- Kondom Pria: Terbuat dari lateks atau bahan non-lateks lainnya, kondom pria dikenakan pada penis sebelum hubungan seksual. Fungsinya adalah menampung air mani sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Selain sebagai alat kontrasepsi, kondom pria juga efektif dalam mencegah penularan Infeksi Menular Seksual (IMS).
- Kondom Wanita: Merupakan kantong tipis yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum hubungan seksual. Kondom wanita bekerja dengan cara yang sama, yaitu menghalangi sperma masuk ke rahim.
Efektivitas kondom cukup tinggi jika digunakan dengan benar dan konsisten.
2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intrauterine Device (IUD) Non-Hormonal
IUD non-hormonal, yang biasanya terbuat dari tembaga, merupakan pilihan kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif.
- IUD Tembaga: Alat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis profesional. Tembaga yang dilepaskan oleh IUD menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi sperma, mencegah pembuahan. IUD tembaga dapat bertahan hingga 10 tahun atau lebih, menjadikannya pilihan yang nyaman bagi banyak wanita.
Pemasangan dan pelepasan IUD harus dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih.
3. Diafragma dan Leher Rahim (Cervical Cap)
Diafragma dan leher rahim adalah alat kontrasepsi mekanis yang perlu dikombinasikan dengan spermisida.
- Diafragma: Sebuah mangkuk silikon atau lateks fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi leher rahim. Diafragma harus dipasang sebelum hubungan seksual dan dibiarkan setidaknya enam jam setelahnya.
- Leher Rahim (Cervical Cap): Serupa dengan diafragma, namun ukurannya lebih kecil dan menutupi leher rahim secara langsung.
Kedua metode ini memerlukan resep dan penyesuaian ukuran oleh tenaga medis. Efektivitasnya bergantung pada penggunaan yang tepat bersama spermisida.
4. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang membunuh sperma. Tersedia dalam berbagai bentuk seperti gel, krim, busa, atau supositoria vagina.
- Cara Kerja: Spermisida dimasukkan ke dalam vagina sebelum hubungan seksual. Zat ini bertindak dengan merusak selaput sperma, membuatnya tidak mampu membuahi sel telur.
Spermisida sering digunakan bersama metode penghalang lain seperti diafragma atau kondom untuk meningkatkan efektivitas, namun kurang efektif jika digunakan sendiri.
5. Metode Alami (Metode Kalender, Suhu Basal Tubuh, dan Lendir Serviks)
Metode ini melibatkan pemantauan siklus menstruasi wanita untuk mengidentifikasi masa subur.
- Metode Kalender: Memprediksi masa subur berdasarkan riwayat siklus menstruasi sebelumnya.
- Suhu Basal Tubuh: Mengukur suhu tubuh setiap pagi sebelum beraktivitas, karena suhu tubuh sedikit meningkat setelah ovulasi.
- Lendir Serviks: Mengamati perubahan lendir serviks, yang menjadi lebih jernih, licin, dan elastis saat masa subur.
Metode-metode ini memerlukan kedisiplinan tinggi, pengetahuan mendalam tentang tubuh, dan ketidakpastian karena siklus dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres atau penyakit. Efektivitasnya cenderung lebih rendah dibandingkan metode kontrasepsi lainnya, dan lebih cocok bagi pasangan yang siklus menstruasinya sangat teratur dan berkomitmen tinggi.
Pertimbangan dalam Memilih KB Non Hormonal
Setiap metode kontrasepsi non hormonal memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penting untuk mendiskusikan pilihan terbaik dengan pasangan dan berkonsultasi dengan dokter atau bidan. Faktor-faktor seperti efektivitas, kemudahan penggunaan, durasi penggunaan, risiko kesehatan, dan pencegahan IMS perlu dipertimbangkan.
Dengan banyaknya variasi yang tersedia, Anda dapat menemukan metode kontrasepsi non hormonal yang paling sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup Anda, demi perencanaan keluarga yang sehat dan terinformasi.