Bagi banyak orang Indonesia, terutama yang akrab dengan lingkungan pesantren, aksara Pegon atau Jawi adalah pemandangan yang familiar namun terkadang terasa asing. Pegon adalah sistem penulisan bahasa Jawa (dan kadang bahasa Melayu, Sunda, atau Madura) menggunakan huruf Arab, yang dimodifikasi agar sesuai dengan fonem bahasa-bahasa tersebut. Mempelajari Pegon bukan sekadar menguasai teknik membaca dan menulis, tetapi juga sebuah perjalanan kembali ke akar budaya dan tradisi intelektual Nusantara.
Artikel ini akan menjadi panduan lengkap bagi Anda yang tertarik untuk belajar Pegon Arab. Kita akan mengupas tuntas mulai dari pengenalan aksara, cara membacanya, hingga tips efektif untuk menguasainya.
Secara sederhana, Pegon adalah adaptasi aksara Arab untuk menuliskan bahasa lokal. Berbeda dengan bahasa Arab standar yang memang menggunakan huruf Arab sebagai huruf aslinya, Pegon menambahkan beberapa huruf tambahan (disebut "pacak" atau "hanacaraka Arab") dan memodifikasi penggunaan huruf-huruf tertentu untuk merepresentasikan bunyi-bunyi yang tidak ada dalam bahasa Arab. Misalnya, huruf "ca" dalam bahasa Jawa ditulis dengan "jim" (ج) yang diberi titik tambahan, atau huruf "nga" (ڠ) yang merupakan modifikasi dari huruf "ghain" (غ).
Penggunaan Pegon sangat luas dalam khazanah keilmuan Islam di Nusantara. Kitab-kitab klasik, karya ulama-ulama terdahulu, dan berbagai risalah keagamaan seringkali ditulis dalam aksara ini. Oleh karena itu, menguasai Pegon membuka akses langsung terhadap sumber-sumber pengetahuan yang kaya dan tak ternilai.
Ada banyak alasan mengapa Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk belajar Pegon Arab:
Memulai belajar Pegon mungkin terasa sedikit menakutkan pada awalnya, tetapi dengan pendekatan yang tepat, Anda akan segera menguasainya:
Langkah pertama adalah menghafal huruf-huruf Arab yang digunakan dalam Pegon. Setelah itu, fokus pada huruf-huruf tambahan (pacak) dan modifikasi yang penting. Ada beberapa huruf yang hanya digunakan dalam Pegon untuk merepresentasikan bunyi tertentu. Misalnya:
Pahami bagaimana setiap huruf mewakili bunyi dalam bahasa lokal.
Sama seperti bahasa lainnya, Pegon memiliki kaidah penulisan tertentu. Perhatikan bagaimana vokal ditulis (biasanya menggunakan harakat fathah, dhummah, kasrah, atau dibantu dengan huruf alif, wawu, ya), bagaimana konsonan rangkap ditulis, dan bagaimana pemisahan kata dilakukan.
Jangan langsung mencoba membaca kitab-kitab tebal. Mulailah dengan teks-teks pendek yang sudah dilengkapi dengan panduan atau terjemahan jika memungkinkan. Banyak buku panduan Pegon yang menawarkan materi latihan dari yang paling dasar.
Kunci dari setiap pembelajaran adalah konsistensi. Sisihkan waktu setiap hari untuk membaca teks Pegon, meskipun hanya beberapa kalimat. Cobalah menulis kata-kata sederhana atau kalimat pendek dalam Pegon.
Saat ini, banyak sumber daya daring yang bisa membantu Anda. Cari video tutorial di YouTube, forum diskusi, atau grup belajar Pegon. Berinteraksi dengan orang lain yang juga sedang belajar atau sudah mahir akan sangat memotivasi.
Jika Anda menemukan kata yang tidak Anda mengerti, kamus Pegon bisa menjadi penyelamat. Namun, seringkali, pemahaman konteks akan sangat membantu dalam menafsirkan makna.
Meskipun menarik, proses belajar Pegon juga memiliki tantangan tersendiri. Kadang kala, variasi penulisan antar daerah atau antar penulis bisa membingungkan. Ketersediaan materi belajar yang terstruktur dengan baik juga bisa menjadi hambatan bagi sebagian orang.
Namun, ingatlah bahwa Pegon adalah sebuah warisan hidup yang terus relevan. Dengan semangat untuk terus belajar dan menggali, Anda akan menemukan kekayaan luar biasa di balik setiap goresan aksara ini.
Siap memulai perjalanan Anda mempelajari Pegon Arab?
Mulai Belajar Sekarang