Panduan Lengkap Mengenal Alat-Alat Laboratorium

Memasuki dunia laboratorium, baik untuk tujuan pendidikan, penelitian, maupun industri, berarti memasuki sebuah lingkungan yang penuh dengan peralatan khusus. Setiap alat memiliki desain, fungsi, dan cara penggunaan yang unik. Pengenalan dan pemahaman yang mendalam terhadap alat-alat ini bukan hanya kunci untuk mendapatkan hasil eksperimen yang akurat dan valid, tetapi juga merupakan fondasi utama dari keselamatan kerja di laboratorium. Kesalahan dalam memilih atau menggunakan alat dapat berakibat fatal, mulai dari kegagalan eksperimen, kerusakan peralatan, hingga cedera serius bagi praktikan.

Artikel ini dirancang sebagai panduan komprehensif untuk memperkenalkan Anda pada berbagai jenis peralatan laboratorium yang paling umum dijumpai. Pembahasan akan mencakup identifikasi alat, fungsi utamanya, prinsip kerja, serta cara penggunaan yang benar dan aman. Dengan menguasai pengetahuan dasar ini, Anda akan lebih percaya diri dan kompeten dalam melakukan berbagai prosedur laboratorium.

Ilustrasi Alat Laboratorium Berbagai macam alat laboratorium seperti gelas beaker, labu erlenmeyer, dan tabung reaksi.
Ragam peralatan dasar yang menjadi fondasi kerja di laboratorium.

Kategori Utama Alat Laboratorium

Secara umum, peralatan laboratorium dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori besar berdasarkan bahan pembuatnya, fungsinya, atau tingkat presisinya. Pengelompokan ini membantu kita untuk lebih mudah memahami peran dan penanganan masing-masing alat. Kategori utamanya meliputi:

  • Alat Gelas (Glassware): Merupakan kategori terbesar dan paling ikonik di laboratorium. Alat-alat ini umumnya terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas dan reaksi kimia.
  • Alat Non-Gelas: Termasuk peralatan yang terbuat dari porselen, logam, plastik, dan bahan lainnya yang berfungsi sebagai pendukung atau memiliki kegunaan spesifik.
  • Instrumen Analitik: Peralatan elektronik canggih yang digunakan untuk pengukuran kuantitatif dengan tingkat presisi dan akurasi yang sangat tinggi.
  • Peralatan Pendukung: Alat-alat yang berfungsi untuk menopang, memanaskan, atau memindahkan peralatan lain selama prosedur berlangsung.
  • Alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan: Peralatan vital yang wajib digunakan untuk melindungi praktikan dari potensi bahaya di laboratorium.

1. Alat-Alat Gelas (Glassware)

Alat gelas adalah tulang punggung dari hampir semua kegiatan di laboratorium kimia dan biologi. Sifatnya yang transparan, relatif inert (tidak mudah bereaksi), dan tahan terhadap perubahan suhu menjadikannya material ideal. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua alat gelas diciptakan sama; ada perbedaan signifikan dalam hal presisi dan tujuan penggunaan.

Ilustrasi Alat Gelas Laboratorium Ilustrasi alat laboratorium dari bahan gelas, termasuk labu ukur dan pipet volume.
Alat gelas presisi seperti labu ukur dan pipet volume sangat penting untuk akurasi.

A. Alat Gelas untuk Pengukuran Volume

Ketepatan pengukuran volume larutan adalah salah satu faktor paling kritis dalam banyak eksperimen. Oleh karena itu, laboratorium menyediakan berbagai alat ukur dengan tingkat ketelitian yang berbeda.

Gelas Ukur (Measuring Cylinder)

Deskripsi: Gelas ukur adalah sebuah silinder kaca dengan dasar yang rata dan bibir tuang di bagian atas. Dindingnya ditandai dengan skala volume yang jelas.
Fungsi: Digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tingkat ketelitian sedang. Alat ini tidak dirancang untuk pengukuran yang sangat presisi, tetapi sangat praktis untuk keperluan umum seperti melarutkan zat padat atau mengencerkan larutan secara kasar.
Cara Penggunaan:

  1. Pastikan gelas ukur bersih dan kering.
  2. Letakkan di permukaan yang datar dan stabil.
  3. Tuangkan cairan secara perlahan hingga mendekati volume yang diinginkan.
  4. Untuk membaca volume, posisikan mata sejajar dengan permukaan cairan. Permukaan cairan (khususnya air) akan membentuk lengkungan yang disebut meniskus. Volume dibaca pada bagian bawah dari cekungan meniskus tersebut.
  5. Hindari kesalahan paralaks, yaitu kesalahan pembacaan akibat melihat skala dari sudut atas atau bawah.
Catatan Penting: Skala pada gelas ukur memiliki toleransi kesalahan yang lebih besar dibandingkan labu ukur atau pipet volume. Jangan gunakan gelas ukur untuk membuat larutan standar yang memerlukan konsentrasi tepat.

Labu Ukur (Volumetric Flask)

Deskripsi: Labu ukur memiliki bentuk seperti buah pir dengan dasar yang rata dan leher yang panjang dan sempit. Pada lehernya, terdapat satu garis melingkar yang disebut garis tera atau batas kalibrasi.
Fungsi: Digunakan untuk membuat atau mengencerkan larutan dengan konsentrasi yang sangat akurat dan presisi pada volume tertentu (misalnya, 100 mL, 250 mL, 1000 mL). Ini adalah alat ukur volume paling teliti.
Cara Penggunaan (Membuat Larutan):

  1. Timbang zat padat yang dibutuhkan dengan neraca analitik.
  2. Masukkan zat padat ke dalam labu ukur menggunakan corong.
  3. Tambahkan pelarut (biasanya akuades) sekitar sepertiga dari volume total.
  4. Goyangkan labu secara melingkar (swirling) hingga semua zat padat larut sempurna. Jangan mengocok dengan menutup mulut labu dengan ibu jari.
  5. Tambahkan pelarut lagi hingga mendekati garis tera.
  6. Gunakan pipet tetes untuk menambahkan sisa pelarut setetes demi setetes hingga bagian bawah meniskus tepat menyentuh garis tera.
  7. Tutup labu ukur dan bolak-balikkan beberapa kali untuk menghomogenkan larutan.
Catatan Penting: Labu ukur dikalibrasi pada suhu tertentu (biasanya 20°C). Jangan pernah memanaskan labu ukur karena pemuaian kaca akan merusak kalibrasinya secara permanen.

Buret (Burette)

Deskripsi: Buret adalah tabung kaca panjang dengan skala volume di sepanjang sisinya dan sebuah keran (stopcock) di bagian bawah untuk mengontrol aliran cairan. Skala nol berada di bagian atas.
Fungsi: Digunakan secara khusus dalam proses titrasi, yaitu untuk melepaskan volume larutan (titran) yang terukur secara presisi ke dalam larutan lain (analit).
Cara Penggunaan:

  1. Pastikan buret bersih. Bilas bagian dalamnya dengan sedikit larutan titran yang akan digunakan.
  2. Pasang buret pada statif dengan klem buret secara vertikal.
  3. Isi buret dengan titran hingga sedikit di atas garis nol. Pastikan tidak ada gelembung udara di ujung bawah buret. Buka keran sebentar untuk mengeluarkannya.
  4. Catat volume awal dengan membaca skala meniskus (presisi hingga dua desimal, misal 0.15 mL).
  5. Lakukan titrasi dengan membuka keran secara perlahan, sambil mengaduk larutan analit.
  6. Tutup keran tepat saat titik akhir titrasi tercapai (biasanya ditandai perubahan warna indikator).
  7. Catat volume akhir. Volume titran yang digunakan adalah selisih antara volume akhir dan volume awal.

Pipet (Pipette)

Pipet digunakan untuk mengambil dan memindahkan volume cairan tertentu. Ada beberapa jenis pipet dengan tingkat akurasi yang berbeda.

  • Pipet Ukur (Measuring Pipette): Mirip buret kecil tanpa keran. Pipet ini memiliki skala di sepanjang badannya dan digunakan untuk memindahkan volume cairan yang tidak harus tunggal (misalnya, 7.5 mL). Ketelitiannya lebih baik dari gelas ukur, tetapi di bawah pipet volume.
  • Pipet Volume atau Pipet Gondok (Volumetric/Bulb Pipette): Memiliki bagian tengah yang menggembung (gondok) dan hanya satu garis tera. Pipet ini dirancang untuk memindahkan satu volume spesifik dengan presisi sangat tinggi (misalnya, 10.00 mL atau 25.00 mL). Ini adalah alat paling akurat untuk transfer volume.
  • Pipet Tetes (Dropper Pipette): Terdiri dari tabung kaca kecil dengan ujung meruncing dan bola karet di atasnya. Pipet ini tidak memiliki skala dan digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil tanpa memerlukan akurasi volume, seperti menambahkan indikator.

Cara Menggunakan Pipet (Ukur dan Volume): Selalu gunakan bola hisap (rubber bulb) atau pipette filler untuk menyedot cairan. Jangan pernah menyedot cairan menggunakan mulut! Ini sangat berbahaya karena risiko tertelannya bahan kimia beracun.

B. Alat Gelas untuk Wadah dan Reaksi

Alat-alat ini berfungsi sebagai tempat untuk menampung, mencampur, memanaskan, atau mereaksikan bahan kimia.

Gelas Beaker atau Gelas Piala (Beaker)

Deskripsi: Berbentuk silinder dengan dasar rata dan bibir tuang. Terdapat skala volume pada dindingnya, namun skala ini sangat tidak akurat dan hanya berfungsi sebagai perkiraan kasar.
Fungsi: Sangat serbaguna. Digunakan untuk menampung larutan, melarutkan zat, memanaskan cairan di atas hot plate, dan sebagai wadah dalam titrasi untuk analit.
Catatan Penting: Jangan pernah mengukur volume secara akurat menggunakan skala pada gelas beaker.

Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Deskripsi: Memiliki dasar datar yang melebar, badan berbentuk kerucut, dan leher silinder yang sempit.
Fungsi: Bentuk kerucutnya sangat ideal untuk proses titrasi karena memungkinkan pengocokan (swirling) yang kuat tanpa risiko tumpahan. Juga sering digunakan untuk menampung filtrat, kultivasi mikroba, dan memanaskan larutan. Leher yang sempit membantu mengurangi penguapan pelarut.
Perbedaan dengan Gelas Beaker: Erlenmeyer lebih baik untuk mengaduk dan mengurangi penguapan, sedangkan beaker lebih mudah untuk menuang dan memasukkan atau mengeluarkan bahan.

Tabung Reaksi (Test Tube)

Deskripsi: Tabung kaca kecil dengan dasar berbentuk U atau datar, terbuka di bagian atas.
Fungsi: Digunakan untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil, mengamati perubahan reaksi secara kualitatif, dan memanaskan sampel dalam jumlah sedikit. Selalu gunakan rak tabung reaksi untuk menempatkannya.

Labu Didih (Boiling Flask)

Deskripsi: Memiliki dasar yang bulat (round-bottom flask) atau datar (flat-bottom flask).
Fungsi: Labu dasar bulat dirancang khusus untuk pemanasan larutan secara merata. Bentuk bulatnya mendistribusikan panas lebih baik dan lebih tahan terhadap tekanan saat pemanasan. Sering digunakan dalam proses distilasi dan refluks. Labu ini memerlukan penyangga seperti cincin statif untuk berdiri.

C. Alat Gelas Lainnya

  • Corong Gelas (Funnel): Digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah lain (terutama yang bermulut sempit) untuk mencegah tumpahan. Juga digunakan bersama kertas saring dalam proses penyaringan (filtrasi).
  • Kaca Arloji (Watch Glass): Piringan kaca cekung. Fungsinya antara lain sebagai penutup gelas beaker untuk mencegah debu masuk, sebagai wadah untuk menimbang zat padat, dan untuk menguapkan cairan dari sampel dalam jumlah kecil.
  • Batang Pengaduk (Stirring Rod): Sebatang kaca padat yang digunakan untuk mengaduk larutan agar homogen. Juga dapat digunakan untuk membantu menuangkan cairan agar mengalir terarah dan tidak terciprat.
  • Cawan Petri (Petri Dish): Wadah datar dengan penutupnya, biasanya terbuat dari kaca atau plastik. Digunakan dalam mikrobiologi sebagai media untuk menumbuhkan (kultivasi) mikroorganisme seperti bakteri atau jamur.
  • Desikator (Desiccator): Wadah kedap udara yang berisi bahan pengering (desikan) seperti silika gel di bagian bawahnya. Fungsinya adalah untuk menyimpan zat agar tetap kering atau untuk mendinginkan sampel panas dari oven tanpa menyerap uap air dari udara.
  • Kondensor (Condenser): Alat yang digunakan dalam proses distilasi dan refluks untuk mendinginkan uap panas dan mengubahnya kembali menjadi fase cair (embun). Terdapat beberapa jenis, seperti kondensor Liebig (lurus) dan Graham (spiral).

2. Instrumen dan Peralatan Non-Gelas

Selain alat gelas, laboratorium dilengkapi dengan berbagai instrumen dan peralatan lain yang terbuat dari logam, porselen, atau plastik, serta perangkat elektronik untuk pengukuran yang lebih canggih.

Ilustrasi Instrumen Laboratorium Ilustrasi instrumen laboratorium presisi seperti neraca analitik dan mikroskop.
Instrumen seperti neraca analitik dan mikroskop memungkinkan analisis yang mendetail.

A. Instrumen Pengukuran Presisi

Neraca Analitik (Analytical Balance)

Deskripsi: Alat timbang elektronik yang sangat sensitif, mampu mengukur massa dengan presisi hingga empat atau lima angka di belakang koma (misalnya, 0.0001 g). Neraca ini dilengkapi dengan penutup kaca (draft shield) untuk melindunginya dari gangguan aliran udara.
Fungsi: Menimbang massa zat kimia dengan akurasi yang sangat tinggi, terutama untuk pembuatan larutan standar atau analisis kuantitatif.
Prosedur Penggunaan:

  1. Pastikan neraca berada di meja yang stabil, bebas getaran, dan waterpass-nya seimbang.
  2. Nyalakan neraca dan biarkan stabil selama beberapa menit.
  3. Tutup semua pintu kaca, lalu tekan tombol "Tare" atau "Zero" untuk mengenolkan tampilan.
  4. Buka pintu, letakkan wadah (kertas timbang atau kaca arloji) di tengah piringan timbang, lalu tutup kembali pintunya.
  5. Tekan "Tare" lagi untuk menghilangkan massa wadah.
  6. Buka pintu, tambahkan zat yang akan ditimbang secara perlahan menggunakan spatula. Jangan sampai tumpah di dalam neraca.
  7. Tutup pintu dan tunggu hingga angka di layar stabil. Catat massa yang tertera.

pH Meter

Deskripsi: Alat elektronik yang terdiri dari elektroda pH dan sebuah meteran digital.
Fungsi: Mengukur tingkat keasaman atau kebasaan (pH) suatu larutan secara akurat. Jauh lebih presisi dibandingkan kertas lakmus atau indikator universal.
Prinsip Kerja: Elektroda mengukur perbedaan potensial listrik antara larutan sampel dan larutan referensi di dalam elektroda, yang kemudian dikonversi menjadi nilai pH.
Penggunaan: Sebelum digunakan, pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer standar (misalnya, pH 4, 7, dan 10). Setelah kalibrasi, elektroda dibilas dengan akuades, dikeringkan, lalu dicelupkan ke dalam larutan sampel. Nilai pH yang stabil akan ditampilkan di layar.

Spektrofotometer (Spectrophotometer)

Deskripsi: Instrumen canggih yang digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang diserap (absorbansi) atau dilewatkan (transmitansi) oleh suatu sampel larutan pada panjang gelombang tertentu.
Fungsi: Digunakan secara luas untuk menentukan konsentrasi suatu zat dalam larutan. Prinsipnya didasarkan pada Hukum Beer-Lambert, yang menyatakan bahwa absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap.
Penggunaan: Melibatkan pembuatan larutan blanko (pelarut murni) dan serangkaian larutan standar dengan konsentrasi yang diketahui untuk membuat kurva kalibrasi. Sampel kemudian diukur absorbansinya, dan konsentrasinya ditentukan dari kurva tersebut.

B. Peralatan Pemanasan

Pembakar Spiritus (Spirit Burner)

Deskripsi: Lampu sederhana yang menggunakan bahan bakar spiritus atau alkohol.
Fungsi: Sumber api untuk pemanasan ringan atau sterilisasi alat seperti jarum ose dalam mikrobiologi. Panas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dan sulit diatur.

Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)

Deskripsi: Alat yang terhubung ke sumber gas (seperti LPG) dan menghasilkan api yang dapat diatur. Terdapat katup gas dan kerah pengatur udara.
Fungsi: Sumber panas yang lebih kuat dan dapat dikontrol untuk pemanasan, sterilisasi, atau uji nyala. Dengan mengatur suplai udara, nyala api bisa diubah menjadi nyala kuning (kurang panas) atau nyala biru (sangat panas).

Penangas Air (Water Bath)

Deskripsi: Wadah berisi air yang dapat dipanaskan hingga suhu tertentu dan dijaga konstan.
Fungsi: Digunakan untuk memanaskan sampel secara perlahan dan menjaga suhunya tetap stabil pada suhu di bawah 100°C. Ini mencegah pemanasan berlebih atau kerusakan sampel yang sensitif terhadap panas langsung.

Hot Plate Stirrer

Deskripsi: Perangkat listrik dengan permukaan datar yang dapat dipanaskan dan dilengkapi mekanisme magnetik untuk mengaduk.
Fungsi: Memanaskan dan mengaduk larutan secara bersamaan. Sebuah batang magnet kecil (stir bar) dimasukkan ke dalam larutan, dan medan magnet berputar dari hot plate akan membuatnya berputar, sehingga larutan teraduk secara otomatis dan merata. Ini adalah alternatif yang lebih aman dan terkontrol dibandingkan pembakar Bunsen.

C. Peralatan Pendukung dan Lainnya

  • Statif dan Klem (Stand and Clamp): Rangkaian batang logam vertikal dengan dasar yang berat (statif) dan berbagai jenis penjepit (klem) yang digunakan untuk menahan atau menyangga peralatan gelas seperti buret, kondensor, atau labu didih selama percobaan.
  • Kaki Tiga dan Kasa Asbes (Tripod and Wire Gauze): Kaki tiga adalah penyangga logam berkaki tiga. Kasa asbes (sekarang lebih sering menggunakan kasa keramik) diletakkan di atasnya untuk menyebarkan panas dari pembakar Bunsen secara merata ke dasar gelas beaker atau Erlenmeyer.
  • Spatula: Alat seperti sendok kecil yang terbuat dari logam atau porselen. Digunakan untuk mengambil zat kimia padat berbentuk bubuk atau kristal dari wadahnya.
  • Mortar dan Alu (Mortar and Pestle): Wadah berbentuk mangkuk (mortar) dan penumbuknya (alu), biasanya terbuat dari porselen. Digunakan untuk menghaluskan atau menggerus zat padat menjadi serbuk.
  • Sentrifugator (Centrifuge): Mesin yang memutar sampel pada kecepatan sangat tinggi. Gaya sentrifugal yang dihasilkan akan memisahkan komponen dalam campuran berdasarkan massa jenisnya. Partikel yang lebih padat akan mengendap di dasar tabung (membentuk pelet), sementara cairan di atasnya disebut supernatan.
  • Mikroskop (Microscope): Alat optik yang digunakan untuk mengamati objek yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti sel, bakteri, atau struktur jaringan.

3. Peralatan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Keselamatan adalah prioritas utama. Tidak ada eksperimen yang lebih penting daripada kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, pemahaman dan penggunaan peralatan keselamatan adalah suatu keharusan mutlak.

Prinsip Utama Keselamatan: Selalu anggap semua bahan kimia berbahaya kecuali Anda tahu pasti sebaliknya. Kenali sifat bahan yang Anda gunakan melalui Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS/SDS).

A. Alat Pelindung Diri (APD) / Personal Protective Equipment (PPE)

APD adalah baris pertahanan pertama Anda terhadap paparan bahan kimia berbahaya, percikan, panas, dan bahaya fisik lainnya. APD ini wajib dikenakan setiap saat berada di dalam laboratorium.

Ilustrasi Alat Pelindung Diri Ilustrasi alat pelindung diri di laboratorium seperti kacamata pengaman dan jas laboratorium.
Jas laboratorium dan kacamata pengaman adalah APD minimal yang wajib dikenakan.

Jas Laboratorium (Lab Coat)

Fungsi: Melindungi pakaian dan kulit dari tumpahan atau percikan bahan kimia. Jas lab harus terbuat dari bahan yang tahan api (seperti katun), berlengan panjang, dan kancingnya harus selalu terpasang saat bekerja.

Kacamata Keselamatan (Safety Goggles)

Fungsi: Melindungi mata dari percikan bahan kimia, uap, debu, atau pecahan kaca. Kacamata biasa tidak cukup memberikan perlindungan. Goggles memberikan perlindungan penuh dari segala arah.

Sarung Tangan (Gloves)

Fungsi: Melindungi tangan dari kontak langsung dengan bahan kimia korosif, beracun, atau iritan. Jenis sarung tangan harus disesuaikan dengan bahan kimia yang ditangani. Sarung tangan nitril adalah pilihan umum karena ketahanannya yang baik terhadap berbagai bahan kimia.

Sepatu Tertutup (Closed-toed Shoes)

Fungsi: Melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia atau jatuhnya benda tajam/berat. Sandal atau sepatu terbuka dilarang keras di laboratorium.

Masker (Mask)

Fungsi: Digunakan saat bekerja dengan bahan kimia yang mudah menguap dan berbau menyengat atau serbuk halus yang berbahaya jika terhirup. Untuk bahan yang sangat beracun, diperlukan respirator khusus.

B. Peralatan Darurat Laboratorium

Peralatan ini ditempatkan di lokasi strategis di dalam laboratorium untuk penanganan cepat dalam situasi darurat.

Pancuran Keselamatan (Safety Shower)

Fungsi: Digunakan untuk membilas seluruh tubuh dengan cepat jika terjadi tumpahan bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar. Setiap praktikan harus tahu lokasi dan cara mengoperasikannya.

Pencuci Mata (Eyewash Station)

Fungsi: Digunakan untuk membilas mata dengan aliran air bersih selama minimal 15 menit jika mata terkena percikan bahan kimia. Penting untuk menjaga mata tetap terbuka selama proses pembilasan.

Lemari Asam (Fume Hood)

Fungsi: Ruang kerja berventilasi khusus dengan kaca geser di bagian depan. Alat ini dirancang untuk melindungi pengguna dari menghirup uap, gas, atau debu beracun yang dihasilkan selama reaksi kimia. Semua pekerjaan yang melibatkan bahan kimia yang mudah menguap dan berbahaya harus dilakukan di dalam lemari asam.

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Fungsi: Digunakan untuk memadamkan api kecil. Penting untuk mengetahui jenis APAR yang tersedia (misalnya, CO2, serbuk kering) dan jenis api apa yang dapat dipadamkannya.

Kesimpulan

Mengenal alat-alat laboratorium adalah langkah pertama yang fundamental bagi siapa pun yang akan bekerja di lingkungan ini. Setiap alat, dari tabung reaksi yang sederhana hingga spektrofotometer yang kompleks, memiliki peran spesifik yang berkontribusi pada keberhasilan dan keamanan suatu eksperimen. Pemahaman yang benar tentang nama, fungsi, dan cara penggunaan setiap alat akan membangun fondasi yang kuat untuk keterampilan praktis di laboratorium.

Lebih dari sekadar menghafal, penguasaan alat laboratorium melibatkan pengembangan kepekaan terhadap presisi, kehati-hatian dalam penanganan, dan kesadaran konstan akan potensi bahaya. Dengan terus berlatih dan selalu memprioritaskan keselamatan, Anda tidak hanya akan menjadi seorang praktikan yang kompeten, tetapi juga seorang ilmuwan yang bertanggung jawab. Laboratorium adalah panggung untuk penemuan, dan alat-alat ini adalah instrumen yang memungkinkan kita untuk mengungkap rahasia alam semesta, satu eksperimen pada satu waktu.

🏠 Homepage