Panduan Rancangan Penilaian Afektif di Sekolah Dasar

Penilaian afektif merupakan komponen krusial dalam pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Berbeda dengan penilaian kognitif yang fokus pada pengetahuan dan keterampilan, penilaian afektif bertujuan mengukur aspek sikap, minat, motivasi, nilai, dan kepribadian siswa. Dalam konteks Kurikulum Merdeka atau kurikulum yang relevan, penguatan karakter menjadi prioritas, sehingga rancangan penilaian afektif yang terstruktur dan objektif sangat diperlukan.

Mengapa Penilaian Afektif Penting di SD?

Di jenjang SD, fondasi karakter dan perilaku sosial siswa sedang dibentuk. Penilaian afektif bukan sekadar formalitas, melainkan alat diagnostik untuk memetakan perkembangan moral dan sosial anak. Hasil penilaian ini membantu guru dalam memberikan umpan balik konstruktif dan merancang intervensi yang tepat jika ditemukan hambatan dalam pembentukan sikap positif.

Sikap Karakter

Ilustrasi Fokus Penilaian Afektif

Prinsip Dasar Rancangan Penilaian Afektif

Merancang penilaian afektif memerlukan pendekatan yang hati-hati agar hasilnya valid dan tidak bias. Beberapa prinsip kunci meliputi:

Teknik dan Instrumen Penilaian Afektif di SD

Guru SD memiliki beberapa pilihan instrumen untuk mengukur dimensi afektif:

1. Observasi (Pengamatan Langsung)

Ini adalah teknik paling umum. Guru mencatat perilaku siswa selama proses belajar mengajar menggunakan:

2. Penilaian Diri (Self-Assessment)

Siswa merefleksikan sikap mereka sendiri. Ini penting untuk membangun kesadaran diri (metakognisi). Contohnya adalah isian sederhana tentang bagaimana mereka merasa bekerja sama dalam kelompok.

3. Penilaian Sejawat (Peer Assessment)

Siswa diminta menilai sikap teman sebayanya. Teknik ini efektif untuk mengukur aspek kerjasama dan empati, namun harus dibimbing ketat agar tidak menimbulkan konflik atau kecurangan.

4. Jurnal dan Portofolio

Jurnal harian atau mingguan dapat berisi refleksi siswa mengenai perasaannya terhadap suatu pelajaran atau tugas. Portofolio dapat dikumpulkan berisi bukti-bukti fisik kegiatan yang mencerminkan sikap, misalnya, hasil diskusi kelompok yang menunjukkan sikap tanggung jawab.

Langkah Praktis dalam Perancangan

Merancang instrumen penilaian afektif yang efektif di SD memerlukan langkah sistematis. Pertama, identifikasi Kompetensi Dasar (KD) atau Profil Pelajar Pancasila yang ingin diukur. Kedua, rumuskan indikator perilaku yang spesifik. Sebagai contoh, jika mengukur 'Tanggung Jawab', indikatornya bisa berupa "Menyelesaikan tugas kelompok hingga tuntas." Ketiga, pilih metode observasi yang paling sesuai dengan karakteristik kelas.

Guru harus memastikan bahwa setiap skor atau deskripsi yang diberikan didukung oleh bukti perilaku yang jelas. Laporan penilaian afektif sebaiknya disajikan dalam bentuk narasi kualitatif yang deskriptif daripada sekadar angka, sehingga orang tua dan siswa dapat memahami area perkembangan yang perlu ditingkatkan.

🏠 Homepage