Ilustrasi Kaligrafi Islami 25 Nabi dan Rasul 25 Nabi & Rasul Ilustrasi kaligrafi simbolis 25 Nabi dan Rasul dalam Islam.

Mengenal Kisah 25 Nabi dan Rasul Utusan Allah SWT

Dalam ajaran Islam, iman kepada nabi dan rasul merupakan rukun iman yang keempat. Allah SWT mengutus para nabi dan rasul untuk menyampaikan wahyu, memberikan petunjuk, dan menjadi teladan bagi umat manusia agar berjalan di jalan yang lurus. Mereka adalah manusia-manusia pilihan yang memiliki sifat-sifat mulia seperti Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan wahyu), dan Fathanah (cerdas). Dari sekian banyak nabi yang diutus, terdapat 25 nama yang wajib diketahui dan diimani oleh setiap Muslim. Kisah mereka penuh dengan perjuangan, kesabaran, dan keajaiban yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Mari kita selami perjalanan hidup mereka satu per satu.

1. Nabi Adam Alaihissalam

Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dari tanah. Beliau dianugerahi akal, pengetahuan, dan diangkat sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi. Allah memerintahkan para malaikat dan jin untuk bersujud kepadanya sebagai bentuk penghormatan, bukan penyembahan. Semua patuh kecuali Iblis, yang merasa lebih mulia karena diciptakan dari api. Kesombongan inilah yang membuat Iblis terusir dari surga dan bersumpah akan menyesatkan anak cucu Adam hingga hari kiamat.

Adam dan istrinya, Hawa, ditempatkan di surga dengan segala kenikmatannya. Namun, ada satu larangan: tidak boleh mendekati dan memakan buah dari pohon khuldi. Iblis dengan tipu dayanya terus membujuk mereka, mengatakan bahwa buah itu akan membuat mereka kekal di surga. Akhirnya, mereka tergoda dan melanggar perintah Allah. Sebagai konsekuensinya, mereka diturunkan ke bumi. Di bumi, mereka bertaubat dengan sungguh-sungguh, dan Allah Maha Pengampun menerima taubat mereka. Kisah Nabi Adam mengajarkan tentang asal-usul manusia, bahaya kesombongan, pentingnya ketaatan, dan luasnya rahmat serta ampunan Allah.

2. Nabi Idris Alaihissalam

Nabi Idris AS adalah keturunan keenam dari Nabi Adam. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas, rajin belajar, dan memiliki akhlak yang mulia. Allah menganugerahinya kemampuan luar biasa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Beliau adalah orang pertama yang pandai menulis dengan pena, menguasai ilmu perbintangan (astronomi), dan ahli dalam menjahit pakaian, yang sebelumnya manusia hanya menggunakan kulit binatang.

Dakwahnya berfokus pada pengenalan tauhid kepada kaumnya yang mulai melupakan ajaran Allah dan terjerumus dalam kemaksiatan. Beliau tanpa lelah mengajak mereka untuk kembali menyembah Allah Yang Maha Esa dan meninggalkan perbuatan dosa. Nabi Idris juga dikenal karena ketekunannya dalam beribadah. Dikatakan bahwa beliau diangkat oleh Allah ke langit dalam keadaan hidup sebagai bentuk kemuliaan. Kisahnya menjadi inspirasi tentang pentingnya ilmu pengetahuan yang diimbangi dengan iman dan ketakwaan.

3. Nabi Nuh Alaihissalam

Nabi Nuh AS diutus kepada kaumnya yang tenggelam dalam kesyirikan, menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Selama ratusan tahun, Nabi Nuh berdakwah dengan penuh kesabaran, siang dan malam, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Namun, hanya segelintir orang yang mau beriman. Sebagian besar kaumnya, termasuk istri dan salah seorang anaknya, justru mencemooh, menghina, dan menuduhnya gila.

Setelah dakwahnya terus ditolak, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera (kapal) besar di atas bukit, jauh dari laut. Perintah ini menjadi bahan olokan yang lebih hebat dari kaumnya. Namun, Nabi Nuh dan para pengikutnya tetap taat. Ketika kapal itu selesai, Allah mendatangkan azab berupa banjir bandang yang dahsyat yang menenggelamkan seluruh bumi. Hanya Nabi Nuh, para pengikutnya yang beriman, dan sepasang dari setiap jenis binatang yang selamat di dalam bahtera. Kisah ini mengajarkan tentang keteguhan iman di tengah cemoohan dan kepastian datangnya pertolongan Allah bagi hamba-Nya yang sabar.

4. Nabi Hud Alaihissalam

Nabi Hud AS diutus kepada kaum 'Ad, suatu kaum yang tinggal di wilayah Al-Ahqaf. Mereka dikenal memiliki peradaban maju, fisik yang kuat dan tinggi besar, serta mampu membangun bangunan-bangunan megah. Namun, kemajuan itu membuat mereka sombong dan melupakan Allah. Mereka menyembah berhala dan melakukan berbagai kemaksiatan. Nabi Hud, yang berasal dari kaum mereka sendiri, mengajak mereka untuk bersyukur atas nikmat Allah dan kembali menyembah-Nya.

Kaum 'Ad menolak ajakan Nabi Hud dengan angkuh. Mereka menantang Nabi Hud untuk mendatangkan azab jika memang ia benar seorang utusan. Setelah peringatan berkali-kali diabaikan, Allah menimpakan azab kepada mereka. Awalnya, datang kekeringan panjang yang menyiksa. Kemudian, datanglah awan hitam pekat yang mereka kira akan membawa hujan, namun ternyata itu adalah angin topan yang sangat dingin dan dahsyat. Angin itu menghancurkan mereka beserta seluruh harta benda dan bangunan megah mereka selama beberapa hari berturut-turut. Nabi Hud dan para pengikutnya diselamatkan oleh Allah. Kisah ini menjadi peringatan bahwa kekuatan dan kemegahan duniawi tidak ada artinya jika disertai dengan kesombongan dan kekufuran.

5. Nabi Saleh Alaihissalam

Nabi Saleh AS diutus kepada kaum Tsamud, penerus kaum 'Ad yang juga terkenal dengan keahlian memahat gunung menjadi istana-istana yang indah. Seperti pendahulunya, mereka juga menyembah berhala dan hidup dalam kemewahan yang melalaikan. Nabi Saleh mengajak mereka untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan kesyirikan.

Kaum Tsamud yang sombong meminta bukti kenabian yang nyata. Mereka menantang Nabi Saleh untuk mengeluarkan seekor unta betina dari sebuah batu besar. Atas izin Allah, mukjizat itu terjadi. Seekor unta betina yang besar dan sedang bunting keluar dari batu tersebut. Nabi Saleh berpesan agar mereka tidak mengganggu unta itu dan membiarkannya minum dari sumber air mereka secara bergiliran. Namun, kaum Tsamud yang ingkar merasa terganggu dan akhirnya membunuh unta tersebut. Perbuatan ini menyulut murka Allah. Tiga hari setelah pembunuhan unta itu, datanglah azab berupa suara petir yang menggelegar dahsyat dari langit, yang membinasakan mereka semua di dalam rumah-rumah mereka. Nabi Saleh dan orang-orang beriman telah pergi meninggalkan tempat itu sebelumnya dan diselamatkan oleh Allah.

6. Nabi Ibrahim Alaihissalam

Nabi Ibrahim AS, yang bergelar "Khalilullah" (Kekasih Allah), lahir di tengah masyarakat penyembah berhala yang dipimpin oleh Raja Namrud yang zalim. Ayahnya sendiri adalah seorang pembuat patung. Sejak muda, Nabi Ibrahim menggunakan logikanya untuk mencari Tuhan yang sebenarnya. Beliau menolak menyembah benda mati yang tidak bisa memberi manfaat atau mudarat.

Puncak dakwahnya adalah ketika beliau menghancurkan semua berhala di kuil, kecuali berhala yang paling besar. Ketika ditanya siapa pelakunya, beliau dengan cerdas menjawab, "Tanyakan pada berhala terbesar itu, mungkin dia yang melakukannya." Jawaban ini menyadarkan kaumnya bahwa patung-patung itu tidak berdaya. Marah, Raja Namrud memerintahkan agar Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup. Namun, atas kuasa Allah, api menjadi dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim. Mukjizat ini tidak membuat Namrud beriman. Nabi Ibrahim kemudian hijrah dan melanjutkan dakwahnya. Beliau juga diuji dengan perintah untuk menyembelih putranya, Ismail, yang kemudian digantikan oleh Allah dengan seekor domba. Peristiwa ini menjadi dasar dari ibadah kurban. Nabi Ibrahim adalah bapak para nabi dan teladan utama dalam tauhid dan kepasrahan total kepada Allah.

7. Nabi Luth Alaihissalam

Nabi Luth AS adalah keponakan dari Nabi Ibrahim AS. Beliau diutus untuk berdakwah kepada penduduk kota Sodom dan Gomora, yang terkenal dengan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, yaitu perilaku homoseksual. Selain itu, mereka juga suka merampok dan melakukan berbagai kemungkaran secara terang-terangan.

Nabi Luth dengan sabar mengajak mereka untuk meninggalkan perbuatan terkutuk itu dan kembali kepada fitrah yang suci. Namun, kaumnya menolak dengan keras, bahkan mengancam akan mengusir Nabi Luth dari kota mereka. Mereka menantang datangnya azab Allah. Akhirnya, Allah memerintahkan Nabi Luth dan keluarganya (kecuali istrinya yang termasuk orang kafir) untuk meninggalkan kota di waktu malam dan tidak menoleh ke belakang. Ketika fajar menyingsing, Allah menimpakan azab yang mengerikan. Kota mereka dijungkirbalikkan dan dihujani dengan batu dari tanah liat yang terbakar. Kisah kaum Luth menjadi pelajaran keras tentang bahaya perbuatan yang menyimpang dari fitrah dan ketetapan Allah.

8. Nabi Ismail Alaihissalam

Nabi Ismail AS adalah putra pertama Nabi Ibrahim dari istrinya, Hajar. Sejak bayi, beliau sudah menunjukkan ketabahan luar biasa. Atas perintah Allah, Nabi Ibrahim membawa Ismail yang masih menyusu dan Hajar ke sebuah lembah yang tandus dan tidak berpenghuni, yaitu Makkah. Di sana, Hajar berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah mencari air, hingga atas izin Allah, terpancarlah mata air Zamzam dari bawah kaki Ismail. Peristiwa ini menjadi asal-usul ibadah Sa'i dalam haji.

Ujian terbesar datang ketika Ismail beranjak remaja. Nabi Ibrahim mendapat perintah melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya itu. Dengan penuh keikhlasan, keduanya pasrah pada perintah Allah. Ketika pisau hendak digoreskan, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba besar. Peristiwa ini menunjukkan tingkat kepasrahan dan keimanan yang luar biasa dari seorang ayah dan anak. Bersama ayahnya, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail juga meninggikan pondasi Ka'bah, menjadikannya pusat ibadah bagi seluruh umat manusia. Beliau dikenal sebagai pribadi yang sabar, penyantun, dan selalu menepati janji.

9. Nabi Ishaq Alaihissalam

Nabi Ishaq AS adalah putra kedua Nabi Ibrahim dari istrinya, Sarah. Kelahirannya merupakan sebuah anugerah dan kabar gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada Ibrahim dan Sarah yang saat itu sudah berusia lanjut. Nama "Ishaq" sendiri bermakna "tertawa", karena Sarah tertawa tak percaya saat menerima kabar gembira tersebut.

Nabi Ishaq tumbuh menjadi seorang yang saleh dan melanjutkan dakwah ayahnya di wilayah Palestina, khususnya kepada kaum Kan'an. Beliau mengajak umatnya untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan mengikuti syariat yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Dari keturunan Nabi Ishaq-lah lahir banyak nabi dan rasul Bani Israil. Putra beliau, Nabi Ya'qub, menjadi leluhur dari dua belas suku Bani Israil. Kisah Nabi Ishaq mengajarkan tentang janji Allah yang pasti terwujud dan bagaimana rahmat-Nya datang di saat yang tidak terduga.

10. Nabi Ya'qub Alaihissalam

Nabi Ya'qub AS adalah putra dari Nabi Ishaq dan cucu dari Nabi Ibrahim. Beliau juga dikenal dengan nama Israil, yang menjadi cikal bakal sebutan Bani Israil (keturunan Israil). Beliau memiliki dua belas orang putra yang menjadi nenek moyang dua belas suku Bani Israil. Salah satu putranya yang paling beliau sayangi adalah Yusuf.

Kecintaan yang lebih kepada Yusuf menimbulkan kecemburuan di hati saudara-saudaranya yang lain. Ini menjadi awal dari ujian berat bagi Nabi Ya'qub. Beliau harus kehilangan Yusuf yang dibuang ke sumur oleh saudara-saudaranya, dan kemudian kehilangan putranya yang lain, Bunyamin. Kesedihan mendalam membuatnya buta. Namun, di tengah ujian yang bertubi-tubi itu, Nabi Ya'qub tidak pernah putus asa dari rahmat Allah. Beliau senantiasa bersabar, berdoa, dan yakin bahwa Allah akan mempertemukannya kembali dengan anak-anaknya. Kesabarannya berbuah manis ketika beliau akhirnya bertemu kembali dengan Yusuf yang telah menjadi pembesar di Mesir, dan penglihatannya pun pulih. Kisahnya adalah teladan agung tentang kesabaran dalam menghadapi musibah.

11. Nabi Yusuf Alaihissalam

Kisah Nabi Yusuf AS adalah salah satu kisah terbaik dalam Al-Qur'an. Sejak kecil, beliau dianugerahi wajah yang tampan dan kemampuan menafsirkan mimpi. Karena cemburu, saudara-saudaranya membuangnya ke dalam sumur, lalu ia ditemukan dan dijual sebagai budak di Mesir. Di Mesir, ia dibeli oleh seorang pembesar bernama Al-Aziz. Di sana, ia diuji dengan godaan istri Al-Aziz, Zulaikha. Karena menolak, ia difitnah dan dipenjara.

Di dalam penjara, beliau tetap berdakwah dan menunjukkan kemampuannya menafsirkan mimpi. Kemampuannya ini akhirnya sampai ke telinga Raja Mesir. Nabi Yusuf berhasil menafsirkan mimpi raja tentang tujuh tahun masa subur yang akan diikuti tujuh tahun masa paceklik. Berkat tafsiran dan solusi cerdasnya, Mesir selamat dari bencana kelaparan. Nabi Yusuf diangkat menjadi bendahara negara. Pada masa paceklik itulah, saudara-saudaranya datang ke Mesir untuk mencari bahan makanan. Setelah melalui serangkaian peristiwa, Nabi Yusuf akhirnya mengungkapkan jati dirinya dan memaafkan semua perbuatan saudara-saudaranya. Kisahnya adalah pelajaran tentang bagaimana kesabaran, keimanan, dan integritas akan mengangkat derajat seseorang dari dasar sumur hingga ke singgasana kekuasaan.

12. Nabi Ayyub Alaihissalam

Nabi Ayyub AS adalah seorang nabi yang sangat kaya raya, memiliki banyak anak, dan terkenal sangat saleh serta dermawan. Allah SWT ingin menguji keimanannya, menjadikannya teladan kesabaran bagi seluruh umat manusia. Ujian pun datang silih berganti. Seluruh hartanya habis, anak-anaknya meninggal dunia, dan tubuhnya ditimpa penyakit kulit yang parah hingga dijauhi oleh semua orang, kecuali istrinya yang setia, Rahmah.

Meskipun menderita selama bertahun-tahun, tidak pernah sekalipun Nabi Ayyub mengeluh atau berputus asa dari rahmat Allah. Lisannya senantiasa basah dengan zikir dan doa. Doa beliau yang terkenal adalah, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." Setelah melewati ujian dengan kesabaran yang luar biasa, Allah memerintahkannya untuk menghentakkan kakinya ke tanah. Dari hentakan itu, muncullah mata air yang sejuk untuk diminum dan mandi, yang seketika menyembuhkan seluruh penyakitnya. Allah kemudian mengembalikan harta dan keluarganya dalam jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.

13. Nabi Syu'aib Alaihissalam

Nabi Syu'aib AS diutus kepada penduduk Madyan, sebuah kaum pedagang yang sangat curang. Mereka terbiasa mengurangi takaran dan timbangan, melakukan penipuan dalam jual beli, serta menyembah sebatang pohon besar. Nabi Syu'aib, yang dikenal sebagai orator ulung, menyeru kaumnya untuk berlaku adil, jujur dalam berdagang, dan hanya menyembah kepada Allah SWT.

Beliau memperingatkan bahwa kecurangan dalam muamalah akan mendatangkan azab dan merusak tatanan sosial. Namun, kaum Madyan menolak dakwahnya dengan sombong. Mereka mengolok-olok Nabi Syu'aib dan mengancam akan mengusirnya beserta para pengikutnya. Setelah peringatan tidak diindahkan, Allah menimpakan azab yang mengerikan. Mereka merasakan hari yang sangat panas, kemudian datanglah gumpalan awan hitam yang mereka kira akan membawa kesejukan. Ternyata, awan itu mengeluarkan api dan disertai dengan gempa bumi yang dahsyat serta suara petir yang memekakkan telinga. Mereka semua binasa, sementara Nabi Syu'aib dan pengikutnya diselamatkan.

14. Nabi Musa Alaihissalam

Nabi Musa AS diutus pada zaman kekuasaan Fir'aun, raja Mesir yang sangat zalim dan mengaku sebagai tuhan. Fir'aun memerintahkan pembunuhan setiap bayi laki-laki dari Bani Israil karena takut akan ramalan lahirnya seorang anak yang akan menghancurkan kerajaannya. Atas ilham dari Allah, ibu Musa menghanyutkannya di Sungai Nil dalam sebuah peti, yang kemudian ditemukan oleh istri Fir'aun dan diangkat sebagai anak.

Setelah dewasa, Musa menerima wahyu di Lembah Tuwa dan diutus untuk membebaskan Bani Israil dari perbudakan Fir'aun. Allah menganugerahinya dua mukjizat besar: tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangan yang bisa mengeluarkan cahaya putih. Perdebatan sengit terjadi antara Musa dan para penyihir Fir'aun, di mana mukjizat Musa mengalahkan sihir mereka. Puncaknya adalah ketika Musa dan Bani Israil dikejar oleh Fir'aun dan tentaranya hingga ke Laut Merah. Atas izin Allah, Musa memukulkan tongkatnya ke laut, dan laut pun terbelah, menciptakan jalan kering bagi mereka untuk menyeberang. Ketika Fir'aun dan pasukannya menyusul, laut kembali menyatu dan menenggelamkan mereka semua. Nabi Musa juga menerima kitab suci Taurat di Gunung Sinai.

15. Nabi Harun Alaihissalam

Nabi Harun AS adalah saudara kandung Nabi Musa AS. Beliau diangkat menjadi nabi untuk membantu dan mendukung dakwah Nabi Musa kepada Fir'aun dan Bani Israil. Nabi Musa sendiri yang memohon kepada Allah agar saudaranya, Harun, diikutsertakan dalam misi kenabian karena Harun dikenal memiliki kemampuan berbicara yang sangat baik dan fasih.

Peran Nabi Harun sangat penting, terutama saat Nabi Musa pergi ke Gunung Sinai untuk menerima wahyu selama empat puluh hari. Nabi Harun ditugaskan untuk memimpin Bani Israil. Namun, dalam periode itu, seorang bernama Samiri berhasil menghasut Bani Israil untuk kembali menyembah berhala dengan membuat patung anak sapi dari emas. Nabi Harun telah berusaha keras mencegah mereka, namun kaumnya tidak mendengarkan. Ketika Nabi Musa kembali, beliau sangat marah melihat kaumnya kembali syirik, namun Nabi Harun menjelaskan apa yang terjadi. Kisah ini menunjukkan pentingnya kepemimpinan yang solid dan bahaya penyimpangan akidah ketika seorang pemimpin utama tidak berada di tempat.

16. Nabi Zulkifli Alaihissalam

Nabi Zulkifli AS, yang namanya berarti "orang yang punya kesanggupan", adalah seorang nabi yang dikenal karena kesabaran dan kemampuannya memegang amanah. Kisahnya terkait dengan seorang raja yang saleh yang ingin menyerahkan tampuk kepemimpinannya. Raja itu membuat sayembara: barangsiapa yang sanggup berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak pernah marah, maka ia akan diangkat menjadi raja.

Seorang pemuda, yang kelak dikenal sebagai Zulkifli, menyanggupi persyaratan tersebut. Tidak ada orang lain yang berani maju. Maka, ia pun diangkat menjadi pemimpin. Selama memimpin, Iblis berusaha keras untuk membuatnya marah. Iblis datang dalam berbagai wujud, mengganggunya saat beristirahat dan saat mengadili perkara, dengan harapan ia akan kehilangan kesabaran. Namun, dengan keteguhan iman dan kesabaran yang luar biasa, Nabi Zulkifli selalu berhasil mengendalikan amarahnya dan tetap berlaku adil. Beliau membuktikan kesanggupannya dalam memegang janji dan amanah, menjadi teladan pemimpin yang sabar dan adil.

17. Nabi Daud Alaihissalam

Nabi Daud AS adalah seorang nabi sekaligus raja bagi Bani Israil. Beliau dikenal memiliki banyak keistimewaan. Sejak muda, beliau menunjukkan keberanian luar biasa saat berhasil mengalahkan Jalut (Goliath), seorang prajurit raksasa yang ditakuti. Kemenangan ini mengangkat namanya dan kelak ia menjadi raja.

Allah menganugerahkan kepadanya suara yang sangat merdu. Ketika beliau melantunkan kitab Zabur, gunung-gunung dan burung-burung pun ikut bertasbih bersamanya. Selain itu, Nabi Daud juga diberi mukjizat berupa kemampuan untuk melunakkan besi dengan tangannya tanpa perlu api, lalu membentuknya menjadi baju zirah yang kuat untuk berperang. Sebagai seorang pemimpin, beliau dikenal sangat adil dalam memutuskan perkara dan sangat tekun beribadah, terutama dalam berpuasa. Puasa Daud, yaitu berpuasa selang-seling (sehari puasa, sehari tidak), menjadi salah satu amalan sunnah yang dianjurkan.

18. Nabi Sulaiman Alaihissalam

Nabi Sulaiman AS adalah putra dari Nabi Daud AS, yang mewarisi kerajaan dan kenabian ayahnya. Allah menganugerahinya kerajaan yang sangat besar dan kekuasaan yang tidak pernah diberikan kepada siapapun sesudahnya. Mukjizatnya sangat luar biasa: beliau mampu memahami bahasa binatang, menundukkan angin untuk membawanya bepergian ke mana saja dengan cepat, serta menguasai bangsa jin untuk bekerja di bawah perintahnya, seperti membangun istana megah dan menyelam ke dasar laut.

Salah satu kisahnya yang paling terkenal adalah pertemuannya dengan Ratu Balqis, pemimpin Kerajaan Saba' yang menyembah matahari. Dengan kebijaksanaan dan menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah, Nabi Sulaiman berhasil mengajak Ratu Balqis dan kaumnya untuk beriman. Kisah lainnya adalah ketika beliau hampir menginjak lembah semut, namun berhenti setelah mendengar percakapan semut. Ini menunjukkan kebijaksanaan dan perhatiannya bahkan kepada makhluk terkecil sekalipun. Kerajaan dan kebijaksanaannya menjadi bukti nyata keagungan Allah SWT.

19. Nabi Ilyas Alaihissalam

Nabi Ilyas AS diutus kepada Bani Israil yang tinggal di Ba'labak. Kaum ini kembali terjerumus dalam penyembahan berhala. Mereka menyembah sebuah patung bernama Ba'al. Nabi Ilyas dengan gigih menyeru mereka untuk meninggalkan berhala tersebut dan kembali menyembah Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi.

Dakwahnya ditentang keras oleh raja dan rakyatnya. Mereka tetap ingkar, sehingga Allah menurunkan azab berupa kemarau panjang selama bertahun-tahun. Sungai mengering, tanaman mati, dan kelaparan melanda di mana-mana. Dalam kondisi sulit itu, Nabi Ilyas menunjukkan mukjizatnya dengan berdoa kepada Allah untuk menurunkan hujan, dan doanya pun dikabulkan. Meskipun melihat bukti nyata kekuasaan Allah, sebagian besar dari mereka tetap tidak mau beriman. Mereka yang beriman diselamatkan, sementara yang ingkar pada akhirnya akan menerima balasan yang setimpal atas perbuatan mereka.

20. Nabi Ilyasa' Alaihissalam

Nabi Ilyasa' AS adalah murid dan penerus dakwah Nabi Ilyas AS. Setelah Nabi Ilyas wafat, beliau melanjutkan tugas mulia untuk membimbing Bani Israil agar tetap berada di jalan Allah. Pada masa kepemimpinannya, Bani Israil hidup dalam keadaan yang relatif damai dan makmur di bawah bimbingan ajaran tauhid.

Beliau adalah seorang pemimpin yang saleh dan bijaksana. Beliau terus mengingatkan kaumnya untuk taat kepada perintah Allah dan tidak kembali kepada kemusyrikan seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Selama beliau hidup, kaumnya patuh dan menjalankan syariat. Namun, setelah beliau wafat, Bani Israil kembali berbuat kerusakan, saling menindas, dan melupakan ajaran Allah. Kemunduran ini menyebabkan mereka kembali ditimpa berbagai musibah dan penindasan dari bangsa lain. Kisah Nabi Ilyasa' mengajarkan betapa pentingnya menjaga kesinambungan iman dan ajaran yang lurus dari satu generasi ke generasi berikutnya.

21. Nabi Yunus Alaihissalam

Nabi Yunus AS diutus kepada penduduk Ninawa, sebuah negeri di wilayah Irak. Setelah berdakwah dalam waktu yang lama namun tidak kunjung melihat hasilnya, Nabi Yunus merasa putus asa dan marah. Beliau meninggalkan kaumnya tanpa seizin Allah, dengan keyakinan bahwa azab akan segera menimpa mereka. Beliau menaiki sebuah kapal untuk pergi.

Di tengah laut, kapal itu dihantam badai hebat dan hampir tenggelam. Untuk meringankan beban, undian dilakukan untuk menentukan siapa yang harus dilempar ke laut, dan nama Nabi Yunus selalu keluar. Akhirnya, beliau dilemparkan ke laut dan seketika ditelan oleh seekor ikan nun (paus) yang besar. Di dalam perut ikan yang gelap, beliau menyadari kesalahannya dan bertaubat dengan tulus, melantunkan doa yang masyhur, "Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minazh zhaalimiin" (Tidak ada tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim). Allah menerima taubatnya dan memerintahkan ikan itu untuk memuntahkannya ke daratan. Sementara itu, kaumnya di Ninawa, setelah melihat tanda-tanda datangnya azab, justru bertaubat secara massal dan akhirnya Allah mengampuni mereka.

22. Nabi Zakaria Alaihissalam

Nabi Zakaria AS adalah seorang nabi dari kalangan Bani Israil yang bertugas menjaga Baitul Maqdis. Beliau dan istrinya sudah sangat tua, dan istrinya mandul, namun mereka tidak pernah berhenti berharap untuk dikaruniai seorang putra yang saleh untuk melanjutkan perjuangan dakwah. Beliau juga adalah wali dari Maryam, ibu Nabi Isa.

Suatu hari, ketika beliau sedang berdoa di mihrabnya, malaikat datang membawa kabar gembira bahwa Allah akan menganugerahinya seorang putra bernama Yahya. Nabi Zakaria sempat ragu karena usianya yang sudah senja. Sebagai tanda kebesaran Allah, beliau tidak bisa berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat, sebagai bukti bahwa janji Allah itu benar. Doa yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan dan tanpa putus asa ini mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah pada rahmat Allah, seberapapun mustahilnya suatu keadaan menurut akal manusia.

23. Nabi Yahya Alaihissalam

Nabi Yahya AS adalah putra dari Nabi Zakaria, yang kelahirannya merupakan sebuah mukjizat. Sejak kecil, beliau telah dianugerahi hikmah, kecerdasan, dan rasa kasih sayang. Beliau tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat saleh, zuhud, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya. Beliau juga dikenal sangat tegas dalam menegakkan kebenaran dan syariat Allah.

Dakwahnya beriringan dengan dakwah Nabi Isa AS. Beliau menyeru Bani Israil untuk bertaubat dari dosa-dosa mereka dan kembali kepada ajaran Taurat. Ketegasannya dalam kebenaran diuji ketika Raja Herodes pada saat itu ingin menikahi keponakannya sendiri, suatu perbuatan yang jelas-jelas dilarang dalam syariat. Nabi Yahya dengan lantang menentang rencana tersebut. Sikapnya ini membuat sang raja marah, dan atas hasutan wanita yang ingin dinikahinya, raja memerintahkan untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya. Beliau wafat sebagai syahid, mempertahankan kebenaran hingga akhir hayatnya.

24. Nabi Isa Alaihissalam

Nabi Isa AS adalah salah satu nabi Ulul Azmi yang kelahirannya merupakan mukjizat agung. Beliau lahir dari seorang perawan suci bernama Maryam, tanpa seorang ayah, sebagai bukti kekuasaan Allah yang mampu menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya. Untuk melindungi kehormatan ibunya, Nabi Isa yang masih bayi bisa berbicara dan menjelaskan status kenabiannya.

Beliau diutus kepada Bani Israil dengan membawa kitab suci Injil. Allah menganugerahinya berbagai mukjizat yang luar biasa, seperti menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penderita kusta, menghidupkan orang mati atas izin Allah, dan menciptakan burung dari tanah liat. Dakwahnya yang mengajak kepada tauhid murni dan mengoreksi penyimpangan Bani Israil mendapat tantangan hebat dari para pemuka agama Yahudi. Mereka berkonspirasi untuk membunuhnya. Namun, Allah menyelamatkan Nabi Isa dengan mengangkatnya ke langit dan menyerupakan salah seorang pengkhianat dengannya, sehingga dialah yang disalib. Nabi Isa akan kembali turun ke bumi menjelang hari kiamat untuk meluruskan semua ajaran yang menyimpang dan menegakkan keadilan.

25. Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam

Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir (Khatamul Anbiya'), penutup para nabi. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Lahir sebagai seorang yatim di Makkah, beliau dikenal sejak muda dengan gelar Al-Amin (yang terpercaya) karena kejujuran dan akhlaknya yang mulia. Beliau menerima wahyu pertama di Gua Hira pada usia 40 tahun, yaitu lima ayat pertama dari Surat Al-'Alaq, yang menandai dimulainya kenabiannya.

Dakwahnya dimulai secara sembunyi-sembunyi di Makkah, mengajak kepada tauhid di tengah masyarakat Jahiliyah penyembah berhala. Perjuangannya penuh dengan rintangan, cemoohan, penganiayaan, hingga pemboikotan. Puncak dari tekanan ini adalah peristiwa hijrah ke Madinah, yang menjadi tonggak berdirinya masyarakat Islam pertama. Di Madinah, beliau membangun peradaban berbasis persaudaraan, keadilan, dan ketakwaan. Mukjizat terbesarnya adalah Al-Qur'an, kitab suci yang keasliannya terjaga hingga kini dan menjadi petunjuk bagi seluruh kehidupan. Peristiwa agung lainnya adalah Isra' Mi'raj, perjalanan spiritual dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat lima waktu. Beliau adalah teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, dan risalahnya menyempurnakan ajaran nabi-nabi sebelumnya, membawa rahmat bagi seluruh alam.

🏠 Homepage