Mengenal Zikir yang Paling Disukai Allah SWT
Dalam hiruk pikuk kehidupan modern, jiwa manusia seringkali merasa lelah, hampa, dan merindukan ketenangan. Kita mencari kedamaian di berbagai tempat, namun seringkali lupa bahwa sumber ketenangan sejati berada sangat dekat, yaitu dalam mengingat Sang Pencipta. Zikir, atau mengingat Allah, adalah jembatan yang menghubungkan hati seorang hamba dengan Tuhannya. Ia adalah oase di tengah padang pasir kesibukan dunia, penyejuk kalbu di tengah panasnya problematika hidup. Namun, di antara sekian banyak lafaz zikir, adakah zikir yang disukai Allah lebih dari yang lainnya?
Jawabannya adalah iya. Rasulullah Muhammad SAW, sebagai teladan terbaik, telah mengajarkan kepada umatnya kalimat-kalimat agung yang memiliki keistimewaan luar biasa di sisi Allah SWT. Zikir-zikir ini bukan sekadar rangkaian kata tanpa makna, melainkan esensi dari tauhid, pengagungan, dan pujian kepada Rabb semesta alam. Mengamalkannya secara rutin dengan pemahaman dan keikhlasan akan membuka pintu-pintu rahmat, ampunan, dan keberkahan yang tak terhingga. Artikel ini akan mengupas tuntas beberapa zikir yang paling dicintai Allah, lengkap dengan makna, keutamaan, dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Empat Kalimat Mulia: Harta Karun Abadi
Rasulullah SAW bersabda bahwa ada empat kalimat yang paling dicintai oleh Allah SWT. Keempat kalimat ini dikenal sebagai Al-Baqiyatush Shalihat atau amalan-amalan kebaikan yang pahalanya kekal. Mereka adalah fondasi dari segala bentuk pujian dan pengagungan kepada Allah.
Dari Samurah bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Ucapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat, yaitu: Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), La ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Tidak ada salahnya bagimu untuk memulai dari mana saja.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa istimewanya keempat kalimat ini. Mari kita bedah satu per satu makna dan keagungannya.
1. Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ - Subhanallah)
Makna Mendalam: Kalimat "Subhanallah" berarti "Maha Suci Allah". Ini bukan sekadar penyucian biasa. Ini adalah pengakuan mutlak akan kesempurnaan Allah SWT. Dengan mengucapkan tasbih, kita menyatakan bahwa Allah terbebas dan tersucikan dari segala bentuk kekurangan, kelemahan, sifat buruk, sekutu, anak, atau apa pun yang tidak layak bagi keagungan-Nya. Kita membersihkan pikiran dan hati kita dari persepsi yang salah tentang Tuhan. Ini adalah deklarasi bahwa Dia sempurna dalam Dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Ketika kita melihat keindahan alam, kita bertasbih. Ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan, kita bertasbih, mengembalikan semua kekaguman itu kepada Sang Pencipta Yang Maha Sempurna.
Keutamaan Luar Biasa: Zikir tasbih memiliki keutamaan yang sangat besar. Satu kali ucapan "Subhanallah" bisa menutupi dosa dan mendatangkan pahala yang melimpah. Rasulullah SAW bersabda, "Apakah salah seorang di antara kalian tidak mampu mengusahakan seribu kebaikan setiap hari?" Salah seorang sahabat bertanya, "Bagaimana caranya mengusahakan seribu kebaikan?" Beliau bersabda, "Bertasbihlah seratus kali, maka akan dituliskan baginya seribu kebaikan atau dihapuskan darinya seribu kesalahan." (HR. Muslim). Bayangkan, hanya dengan meluangkan beberapa menit untuk mengucapkan seratus kali tasbih, kita bisa meraih ganjaran yang begitu besar. Ini adalah bukti betapa pemurahnya Allah SWT.
2. Tahmid (الْحَمْدُ لِلهِ - Alhamdulillah)
Makna Mendalam: Kalimat "Alhamdulillah" berarti "Segala puji hanya bagi Allah". Kata "Al" di awal menunjukkan bahwa pujian yang sempurna, total, dan absolut hanya milik Allah semata. Mengapa? Karena setiap nikmat yang kita terima, baik yang kita sadari maupun yang tidak, bersumber dari-Nya. Udara yang kita hirup, detak jantung yang tak pernah berhenti, kesehatan, keluarga, rezeki, iman, dan Islam, semuanya adalah pemberian-Nya. Bahkan ujian dan musibah pun, jika disikapi dengan benar, mengandung kebaikan yang patut disyukuri. Dengan mengucapkan tahmid, kita melatih diri untuk menjadi hamba yang bersyukur, yang selalu melihat sisi baik dari setiap keadaan dan mengembalikan semua kebaikan kepada sumbernya, yaitu Allah.
Keutamaan Luar Biasa: Syukur adalah kunci untuk menambah nikmat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Jika kamu bersyukur, pasti akan Aku tambah (nikmat-Ku) untukmu." Ucapan "Alhamdulillah" adalah bentuk syukur yang paling sederhana namun paling mendalam. Rasulullah SAW bersabda, "Ucapan Alhamdulillah memenuhi timbangan (kebaikan)." (HR. Muslim). Kalimat yang begitu ringan di lisan ini ternyata memiliki bobot yang sangat berat di Mizan (timbangan amal) pada hari kiamat. Ia adalah zikir para penghuni surga, sebagai ekspresi kebahagiaan abadi mereka atas karunia Allah.
3. Tahlil (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ - La ilaha illallah)
Makna Mendalam: Kalimat "La ilaha illallah" berarti "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah". Ini adalah inti dari ajaran Islam, pondasi dari seluruh bangunan akidah. Kalimat ini terdiri dari dua bagian: penafian (La ilaha) dan penetapan (illallah). Pertama, kita menafikan, menolak, dan mengingkari semua bentuk sesembahan selain Allah, baik itu berhala, hawa nafsu, materi, jabatan, atau makhluk lainnya. Kedua, kita menetapkan dan mengafirmasi dengan seyakin-yakinnya bahwa satu-satunya yang berhak disembah, ditaati, dan dicintai secara mutlak hanyalah Allah. Tahlil adalah deklarasi kemerdekaan jiwa dari perbudakan kepada makhluk menuju pengabdian total kepada Sang Khaliq.
Keutamaan Luar Biasa: Tahlil adalah zikir yang paling utama. Rasulullah SAW bersabda, "Zikir yang paling utama adalah La ilaha illallah." (HR. Tirmidzi). Ia disebut sebagai kalimatut taqwa (kalimat takwa) dan kalimatul ikhlas (kalimat ikhlas). Siapa pun yang mengucapkan kalimat ini dengan tulus dari hatinya di akhir hayatnya, dijamin masuk surga. Keutamaannya tidak hanya untuk akhirat, tetapi juga di dunia. Kalimat ini memberikan kekuatan mental, keteguhan hati dalam menghadapi cobaan, dan kejelasan tujuan hidup. Ia adalah kunci surga dan benteng dari syaitan.
4. Takbir (اللهُ أَكْبَرُ - Allahu Akbar)
Makna Mendalam: Kalimat "Allahu Akbar" berarti "Allah Maha Besar". Kebesaran Allah di sini bersifat mutlak, meliputi segala hal. Dia lebih besar dari apa pun yang kita anggap besar: masalah kita, ketakutan kita, musuh kita, ambisi kita, bahkan alam semesta ini. Dengan mengucap takbir, kita menanamkan dalam diri kesadaran bahwa segala sesuatu selain Allah adalah kecil dan tidak berarti di hadapan keagungan-Nya. Ini adalah kalimat yang membangkitkan semangat, mengusir rasa takut dan minder, serta menempatkan segala persoalan dunia pada proporsi yang sebenarnya. Saat kita merasa lemah, takbir mengingatkan kita akan kekuatan Allah Yang Maha Perkasa. Saat kita berhasil, takbir mengingatkan kita untuk tidak sombong, karena semua itu terjadi atas izin Allah Yang Maha Besar.
Keutamaan Luar Biasa: Takbir adalah seruan kemenangan dan syiar kebesaran Islam. Dikumandangkan dalam azan, iqamah, salat, dan pada hari-hari raya. Mengucapkannya dengan penuh penghayatan dapat menggetarkan hati dan menguatkan iman. Menggabungkan keempat kalimat ini, "Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu Akbar," adalah amalan yang sangat agung. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh, aku mengucapkan 'Subhanallah, walhamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar' lebih aku sukai daripada apa pun yang disinari matahari (yaitu dunia dan seisinya)." (HR. Muslim). Ini menunjukkan betapa berharganya zikir ini di mata beliau, melebihi seluruh kekayaan duniawi.
Dua Kalimat Ringan di Lisan, Berat di Timbangan
Selain empat kalimat utama tadi, ada satu lagi zikir yang disukai Allah dan secara khusus dipuji oleh Rasulullah SAW karena kemudahannya namun memiliki bobot pahala yang luar biasa. Zikir ini sangat cocok bagi siapa saja yang ingin memulai kebiasaan berzikir namun merasa berat untuk memulai dengan amalan yang panjang.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat dalam timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil 'azhim (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini memberikan tiga jaminan luar biasa bagi pengamal zikir ini:
- Ringan di lisan: Sangat mudah diucapkan, tidak memerlukan usaha yang berat, dan bisa dilantunkan kapan saja dan di mana saja.
- Berat dalam timbangan: Meskipun ringan diucapkan, pahalanya sangat berat di Mizan pada hari perhitungan amal.
- Dicintai oleh Ar-Rahman: Ini adalah jaminan tertinggi. Amalan ini secara spesifik disebutkan sebagai sesuatu yang dicintai oleh Allah Yang Maha Pengasih. Mendapatkan cinta Allah adalah puncak pencapaian seorang hamba.
Makna di Balik Kalimat Agung
"Subhanallahi wa bihamdihi" menggabungkan dua konsep agung: penyucian (tasbih) dan pujian (tahmid). "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya". Seolah-olah kita mengatakan, "Aku menyucikan-Mu, ya Allah, dari segala kekurangan, dan penyucianku ini aku iringi dengan pujian atas segala kesempurnaan dan nikmat-Mu." Ini adalah pengakuan bahwa kesempurnaan Allah adalah alasan utama mengapa Dia layak dipuji. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa kalimat ini mengandung pengagungan yang paling sempurna.
"Subhanallahil 'azhim" berarti "Maha Suci Allah Yang Maha Agung". Kata Al-'Azhim (Maha Agung) menekankan kebesaran Allah yang tak terhingga dan tak terbayangkan oleh akal manusia. Keagungan-Nya meliputi segalanya, baik Dzat, nama, sifat, maupun perbuatan-Nya. Ketika kita merenungkan betapa kecilnya diri kita dan betapa besarnya alam semesta, lalu kita menyadari bahwa Pencipta alam semesta ini jauh lebih agung, maka zikir ini akan terasa begitu meresap ke dalam jiwa.
Keutamaan Lainnya
Keutamaan zikir ini tidak berhenti di situ. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengucapkan 'Subhanallahi wa bihamdihi' seratus kali dalam sehari, maka kesalahannya akan dihapuskan meskipun sebanyak buih di lautan." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah sebuah tawaran ampunan yang luar biasa. Buih di lautan adalah perumpamaan untuk sesuatu yang sangat banyak dan tak terhitung. Namun, dengan rahmat Allah, dosa sebanyak itu dapat diampuni hanya dengan amalan zikir yang ringan ini, asalkan diucapkan dengan tulus dan diiringi dengan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan.
Raja Zikir: Penegasan Tauhid yang Sempurna
Jika ada zikir yang merangkum seluruh esensi keimanan dan penyerahan diri, maka zikir inilah jawabannya. Zikir ini dianggap sebagai zikir terbaik setelah Al-Qur'an karena kandungan tauhidnya yang murni dan komprehensif.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik apa yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah: La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir (Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah segala kerajaan dan segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi)
Mari kita telaah setiap frasa dari zikir agung ini:
- "La ilaha illallah": Penegasan tauhid uluhiyyah, bahwa hanya Allah yang berhak disembah.
- "Wahdahu la syarika lah": "Hanya Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya." Ini adalah penekanan yang menguatkan kalimat sebelumnya. Ia menolak segala bentuk syirik, baik yang jelas maupun yang tersembunyi. Tidak ada yang setara dengan Allah dalam hal apa pun.
- "Lahul mulku": "Milik-Nyalah segala kerajaan." Pengakuan tauhid rububiyyah, bahwa Allah adalah satu-satunya Pemilik, Penguasa, dan Pengatur alam semesta. Kekuasaan manusia hanya titipan dan bersifat sementara, sedangkan kekuasaan Allah adalah mutlak dan abadi.
- "Wa lahul hamdu": "Dan milik-Nyalah segala pujian." Pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak atas segala bentuk pujian yang sempurna karena semua sumber kebaikan dan kesempurnaan berasal dari-Nya.
- "Wa huwa 'ala kulli syai'in qadir": "Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." Ini adalah penegasan akan kemahakuasaan Allah yang tidak terbatas. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Kalimat ini menanamkan rasa optimisme, tawakal, dan keyakinan penuh pada pertolongan Allah.
Keutamaan Mengamalkannya
Mengamalkan zikir ini, terutama sebanyak seratus kali dalam sehari, memiliki fadhilah yang sangat besar. Rasulullah SAW menjelaskan, "Barangsiapa yang mengucapkan... (zikir di atas) seratus kali dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh orang budak, dicatat baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus keburukan, dan baginya perlindungan dari setan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada seorang pun yang datang dengan (amalan) yang lebih baik darinya kecuali orang yang mengerjakan lebih banyak dari itu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Pahala yang dijanjikan sungguh luar biasa: setara memerdekakan budak, ratusan kebaikan dicatat, ratusan dosa dihapus, dan perlindungan total dari gangguan setan sepanjang hari. Ini menunjukkan betapa kuatnya kalimat tauhid ini dalam membentengi seorang muslim dari keburukan lahir dan batin.
Istighfar: Kunci Pembuka Pintu Rahmat dan Rezeki
Selain zikir yang berisi pujian dan pengagungan, ada satu jenis zikir yang merupakan bentuk pengakuan atas kelemahan diri dan permohonan ampun. Inilah istighfar, sebuah zikir yang disukai Allah karena menunjukkan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Rabb-nya.
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Tidak ada hari yang terlewat tanpa kita melakukan dosa, baik yang disengaja maupun tidak, yang besar maupun yang kecil. Oleh karena itu, istighfar bukanlah amalan pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mutlak. Bahkan Rasulullah SAW, yang ma'shum (terjaga dari dosa), beristighfar lebih dari tujuh puluh atau seratus kali dalam sehari. Ini adalah teladan bagi kita bahwa sebanyak apa pun ibadah kita, kita tetap harus selalu memohon ampunan Allah.
Buah Manis dari Istighfar
Istighfar bukan hanya tentang menghapus dosa. Ia adalah kunci pembuka berbagai pintu kebaikan dunia dan akhirat. Allah menceritakan ucapan Nabi Nuh 'alaihissalam kepada kaumnya:
"Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12)
Ayat ini dengan jelas menyebutkan bahwa istighfar dapat menjadi sebab turunnya rezeki (hujan, harta, anak, kebun). Imam Al-Hasan Al-Bashri seringkali menasihati orang-orang yang datang mengeluhkan berbagai masalah (kekeringan, kemiskinan, tidak punya anak) dengan satu jawaban: "Perbanyaklah istighfar." Karena istighfar membersihkan sumbatan-sumbatan dosa yang mungkin menghalangi turunnya rahmat dan karunia Allah.
Selain itu, istighfar juga mendatangkan ketenangan jiwa. Ketika hati gelisah dan pikiran kalut, memperbanyak istighfar dapat melapangkan dada dan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan, kelapangan dari setiap kesedihan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (HR. Abu Dawud).
Shalawat Nabi: Zikir yang Pasti Diterima
Salah satu amalan lisan yang paling mulia adalah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah perintah langsung dari Allah SWT dalam Al-Qur'an.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)
Shalawat dari Allah berarti pemberian rahmat dan pujian. Shalawat dari malaikat berarti permohonan ampun. Dan shalawat dari kita, umatnya, adalah doa dan permohonan agar Allah senantiasa melimpahkan rahmat, kemuliaan, dan kesejahteraan kepada beliau. Ini adalah bentuk cinta, terima kasih, dan pengakuan kita atas jasa-jasa beliau yang tak ternilai dalam menyampaikan risalah Islam.
Keajaiban Shalawat
Shalawat adalah zikir yang unik. Para ulama mengatakan bahwa setiap doa berpotensi untuk ditolak atau diterima, kecuali shalawat kepada Nabi SAW, yang pasti diterima sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada kekasih-Nya. Bahkan, shalawat seringkali menjadi kunci terkabulnya doa-doa kita yang lain. Dianjurkan untuk memulai dan mengakhiri doa dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasul-Nya.
Keutamaannya sangat banyak. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberi rahmat) kepadanya sepuluh kali." (HR. Muslim). Dalam riwayat lain, disebutkan juga bahwa Allah akan menghapuskan sepuluh kesalahannya dan mengangkatnya sepuluh derajat. Betapa besar kemurahan Allah. Dengan satu kali usaha kita mendoakan Nabi, Allah membalasnya dengan sepuluh kali lipat rahmat untuk kita.
Memperbanyak shalawat, terutama pada hari Jumat, adalah amalan yang sangat dianjurkan. Ia akan menjadi sebab kita mendapatkan syafaat (pertolongan) dari Nabi Muhammad SAW di hari kiamat, hari di mana semua orang sangat membutuhkan pertolongan.
Hauqalah: Kalimat Penyerahan Diri dan Kekuatan
Dalam menghadapi beratnya beban hidup, seringkali kita merasa tidak berdaya. Ada satu zikir yang merupakan pengakuan total atas kelemahan diri dan keperkasaan Allah, yang menjadi sumber kekuatan sejati.
Kalimat ini dikenal dengan sebutan Hauqalah, yang berarti "Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah".
Makna Mendalam: Ini adalah kalimat penyerahan diri (taslim). Dengan mengucapkannya, kita mengakui bahwa kita tidak memiliki daya untuk menghindar dari keburukan atau maksiat, dan tidak memiliki kekuatan untuk meraih kebaikan atau melakukan ketaatan, kecuali murni atas izin dan pertolongan dari Allah SWT. Ini adalah obat bagi sifat sombong dan 'ujub (bangga diri). Ketika kita berhasil, kita sadar itu bukan karena kehebatan kita, melainkan karena pertolongan Allah. Ketika kita menghadapi kesulitan yang terasa mustahil, kita sadar bahwa tidak ada yang mustahil jika Allah menolong kita.
Harta Karun Surga: Zikir ini memiliki julukan yang sangat istimewa. Rasulullah SAW pernah berkata kepada Abu Musa Al-Asy'ari, "Maukah aku tunjukkan kepadamu salah satu perbendaharaan (harta karun) surga?" Abu Musa menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Ucapkanlah 'La hawla wa la quwwata illa billah'." (HR. Bukhari dan Muslim). Disebut sebagai harta karun surga menunjukkan betapa tinggi nilai dan pahalanya di sisi Allah SWT. Mengamalkannya secara rutin akan menumbuhkan sifat tawakal yang mendalam, melapangkan hati, dan memudahkan segala urusan yang sulit.
Bagaimana Menjadikan Zikir Sebagai Bagian Hidup?
Mengetahui keutamaan zikir yang disukai Allah adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya yang lebih penting adalah mengintegrasikannya ke dalam rutinitas harian hingga menjadi sebuah kebiasaan yang tak terpisahkan. Berikut beberapa tips praktis:
- Mulai dari yang Sedikit tapi Konsisten: Jangan langsung menargetkan jumlah yang sangat banyak. Mulailah dengan 10 kali setiap zikir setelah salat, atau 100 kali untuk satu jenis zikir dalam sehari. Kualitas dan konsistensi (istiqamah) lebih dicintai Allah daripada kuantitas yang hanya dilakukan sesekali.
- Manfaatkan Waktu-Waktu Mustajab: Ada waktu-waktu khusus di mana zikir memiliki keutamaan lebih, seperti di pagi hari setelah Subuh, di sore hari setelah Ashar (dikenal dengan zikir pagi petang), setelah salat fardhu, saat turun hujan, atau di sepertiga malam terakhir.
- Gunakan "Waktu Tunggu": Manfaatkan waktu-waktu luang yang sering terbuang sia-sia, seperti saat menunggu kendaraan, dalam perjalanan, saat antre, atau saat melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak membutuhkan konsentrasi penuh. Basahi lisan dengan zikrullah.
- Pahami Maknanya: Usahakan untuk tidak hanya melafalkan, tetapi juga merenungkan makna dari setiap kalimat zikir yang diucapkan. Penghayatan makna akan membuat zikir lebih berbekas di hati dan berdampak pada perilaku.
- Gunakan Alat Bantu: Tidak ada salahnya menggunakan tasbih digital atau aplikasi zikir di ponsel sebagai pengingat dan penghitung di awal-awal, hingga akhirnya lisan dan hati menjadi terbiasa tanpa perlu alat bantu.
- Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Berkumpul dengan teman-teman yang juga suka berzikir atau mendengarkan ceramah tentang keutamaan zikir dapat membantu menjaga semangat.
Penutup: Zikir Adalah Kehidupan Hati
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah memberikan perumpamaan yang sangat indah, "Perumpamaan zikir bagi hati adalah seperti air bagi ikan. Apa jadinya ikan jika dikeluarkan dari air?" Hati yang lalai dari mengingat Allah adalah hati yang kering, gersang, dan perlahan-lahan mati. Sebaliknya, hati yang senantiasa basah dengan zikrullah adalah hati yang hidup, tenang, dan bercahaya.
Mengamalkan zikir yang disukai Allah adalah investasi terbaik untuk dunia dan akhirat. Ia adalah amalan yang paling ringan, namun dampaknya paling dahsyat. Ia membersihkan dosa, memberatkan timbangan amal, mendatangkan cinta dan rahmat Allah, melapangkan rezeki, menenangkan jiwa, dan membentengi diri dari segala keburukan. Mari kita mulai hari ini, detik ini, untuk membiasakan lisan dan hati kita dengan kalimat-kalimat mulia ini, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya, dan sebagai hasilnya, senantiasa diingat dan dirahmati oleh-Nya.