Ilustrasi komponen likuiditas perusahaan
Dalam dunia akuntansi dan analisis keuangan, pemahaman mengenai kesehatan likuiditas perusahaan adalah kunci. Salah satu indikator terpenting untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah dengan menganalisis Aktiva Lancar atau Current Assets.
Aktiva lancar adalah sumber daya ekonomi yang diharapkan dapat dikonversi menjadi uang tunai, dijual, atau dikonsumsi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih panjang. Menghitung dan memahami aktiva lancar membantu investor, kreditor, dan manajemen menilai seberapa cepat perusahaan dapat melunasi utang-utangnya yang jatuh tempo dalam waktu dekat.
Sebelum melangkah ke rumus penghitungan, penting untuk mengidentifikasi komponen utama yang menyusun total aktiva lancar. Komponen-komponen ini haruslah memiliki likuiditas tinggi:
Perhitungan total aktiva lancar sebenarnya cukup sederhana. Hal ini hanya memerlukan penjumlahan nilai wajar dari semua komponen aktiva lancar yang telah disebutkan di atas, yang semuanya dapat ditemukan dalam Neraca (Balance Sheet) perusahaan.
Setiap komponen harus disajikan sesuai nilai tercatatnya dalam pembukuan perusahaan pada tanggal neraca tersebut.
Untuk mempraktikkan cara menghitung aktiva lancar pada perusahaan nyata, ikuti langkah-langkah sistematis berikut:
Langkah pertama adalah memperoleh Laporan Posisi Keuangan (Neraca) perusahaan untuk periode tertentu. Pastikan data yang Anda gunakan adalah data akhir periode (misalnya, per 31 Desember).
Telusuri bagian aset pada neraca dan cari pos-pos yang diklasifikasikan sebagai Aktiva Lancar. Perhatikan bahwa beberapa perusahaan mungkin menggabungkan beberapa akun ke dalam satu kategori besar, sehingga penting untuk merujuk pada catatan atas laporan keuangan jika diperlukan.
Tuliskan nilai moneter dari setiap komponen. Sebagai contoh:
Jumlahkan semua nilai yang telah dicatat. Menggunakan contoh di atas:
Rp 500 Juta + Rp 1.200 Juta + Rp 900 Juta + Rp 150 Juta = Rp 2.750.000.000.
Jadi, total aktiva lancar perusahaan tersebut adalah Rp 2,75 Miliar pada tanggal neraca tersebut.
Menghitung aktiva lancar bukan sekadar tugas administratif; ini adalah dasar dari analisis likuiditas. Nilai total aktiva lancar digunakan untuk menghitung rasio keuangan vital, yang memberikan gambaran kesehatan jangka pendek perusahaan:
Rasio ini membandingkan total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar (utang jangka pendek).
Rasio di atas 1:1 umumnya dianggap sehat, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aset yang cukup untuk menutupi utangnya dalam waktu dekat. Jika rasio ini sangat tinggi, mungkin mengindikasikan bahwa perusahaan kurang efisien dalam mengelola kasnya.
Rasio ini lebih konservatif karena mengecualikan persediaan (aset yang paling lambat dicairkan). Ini menguji kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek hanya dengan kas dan piutang.
Dengan menguasai cara menghitung aktiva lancar, Anda dapat bergerak lebih jauh dalam analisis keuangan, memastikan bahwa perusahaan yang Anda kelola atau investasikan mampu bertahan menghadapi tantangan arus kas jangka pendek.