Perbandingan ilustrasi gitar dipetik dan digesek.
Suara gitar telah menemani perjalanan musik umat manusia selama berabad-abad. Dari melodi akustik yang menenangkan hingga riff elektrik yang menggelegar, instrumen bersenar ini menawarkan palet suara yang luar biasa kaya. Namun, ketika berbicara tentang gitar, ada dua metode fundamental yang mendefinisikan cara nadanya tercipta: memetik (plucking) dan menggesek (bowing). Kedua teknik ini tidak hanya menghasilkan perbedaan sonik yang jelas, tetapi juga membentuk filosofi bermain, repertoar musik, dan bahkan jenis instrumen yang digunakan. Pertanyaan yang sering muncul di benak para penikmat musik maupun calon musisi adalah: mana yang lebih memukau hati, gitar yang dipetik atau digesek?
Gitar yang dipetik, dalam bentuknya yang paling umum dikenal, adalah instrumen yang paling sering kita jumpai. Baik itu gitar akustik dengan senar nilon atau baja, maupun gitar elektrik dengan berbagai pedal efeknya, teknik memetik adalah inti dari cara bermainnya. Jari-jari atau plektrum (pick) digunakan untuk menarik senar, menghasilkan getaran yang kemudian diperkuat oleh badan gitar (pada gitar akustik) atau ditangkap oleh pickup dan diolah menjadi sinyal elektrik (pada gitar elektrik).
Keindahan gitar dipetik terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan artikulasi yang tajam dan ritme yang dinamis. Teknik memetik dapat bervariasi dari petikan lembut menggunakan ujung jari yang menghasilkan nada melankolis, hingga serangan kuat dengan pick yang menghasilkan suara agresif dan enerjik. Teknik ini memungkinkan pemain untuk mengeksplorasi berbagai macam genre musik. Dari permainan solo gitar klasik yang mengandalkan kehalusan jari, hingga solo rock yang penuh distorsi dan kecepatan, gitar dipetik adalah tulang punggung dari banyak genre musik populer seperti blues, rock, pop, jazz, flamenco, hingga country.
Kemampuan untuk bermain akord dengan cepat, menjalankan melodi tunggal dengan presisi, dan menciptakan pola ritmis yang kompleks adalah keunggulan utama dari gitar dipetik. Fleksibilitas ini menjadikan gitar dipetik sebagai instrumen yang sangat populer di kalangan musisi solo maupun band. Suara yang dihasilkan bisa sangat intim dan personal, seolah pemain sedang bercerita melalui setiap not yang dimainkan.
Meskipun konsep "gitar digesek" mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, sebenarnya ia merujuk pada instrumen string yang secara fundamental beroperasi dengan prinsip yang sama, yaitu digesek menggunakan busur. Instrumen paling ikonik yang menggunakan metode ini adalah biola, viola, cello, dan double bass. Namun, penting untuk dicatat bahwa ada pula eksperimen dan inovasi di mana gitar konvensional dimodifikasi untuk bisa digesek, menghasilkan efek suara yang unik.
Jika kita berbicara tentang biola, cello, dan instrumen gesek lainnya, keajaibannya terletak pada kemampuannya untuk menghasilkan suara yang legato dan sustain yang panjang. Busur yang digesekkan pada senar menciptakan getaran yang halus dan berkelanjutan, memungkinkan setiap not untuk "mengalir" dan terhubung dengan not berikutnya. Teknik menggesek ini memungkinkan terciptanya frase musik yang sangat ekspresif dan penuh emosi. Perubahan tekanan dan kecepatan gesekan pada busur, serta posisi jari pada fretboard, memberikan kontrol yang luar biasa terhadap dinamika, vibrato, dan timbre suara.
Genre musik yang lekat dengan instrumen gesek adalah musik klasik, orkestra, jazz tradisional, hingga beberapa bentuk musik folk dan kontemporer. Suara yang dihasilkan seringkali digambarkan sebagai suara yang "menyanyi", mampu menyampaikan kedalaman emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Kemampuan untuk menghasilkan crescendo yang megah, diminuendo yang lembut, dan vibrato yang mengharukan menjadikan instrumen gesek sebagai pilihan utama untuk menyampaikan narasi musikal yang dramatis dan menyentuh hati.
Perbedaan mendasar antara gitar dipetik dan digesek terletak pada cara suara dihasilkan dan sifat suara yang tercipta. Gitar dipetik unggul dalam hal ritme, artikulasi yang jelas, dan fleksibilitas genre. Ia cocok untuk permainan yang cepat, akord yang kompleks, dan penekanan pada ketukan atau pola.
Di sisi lain, instrumen gesek seperti biola dan cello unggul dalam menciptakan melodi yang mengalir, sustain yang panjang, dan ekspresi emosional yang mendalam. Mereka ideal untuk membawa pendengar dalam perjalanan emosional melalui frase-frase yang panjang dan kaya nuansa.
Pertanyaan "mana yang memukau hati" sebenarnya sangat subjektif. Bagi penggemar musik rock, solo gitar elektrik yang dilantunkan dengan pick yang cepat dan distorsi mungkin adalah puncak dari keindahan musikal. Bagi pecinta musik klasik, alunan biola atau cello yang penuh perasaan bisa membuat bulu kuduk merinding.
Namun, dunia musik tidak pernah berhenti bereksplorasi. Para musisi inovatif terus mencari cara untuk menggabungkan atau mengaplikasikan teknik-teknik ini pada instrumen yang berbeda. Adanya gitar yang bisa digesek, misalnya, membuka dimensi baru dalam eksplorasi suara. Eksperimen ini membuktikan bahwa batas antara "dipetik" dan "digesek" bisa menjadi kabur, menciptakan hybrid yang memukau dengan caranya sendiri.
Pada akhirnya, baik gitar dipetik maupun digesek (dalam konteks instrumen gesek), keduanya memiliki kekuatan unik untuk menyentuh jiwa pendengarnya. Pilihan mana yang lebih memukau hati adalah perjalanan personal setiap individu, tergantung pada selera, pengalaman, dan emosi yang ingin diekspresikan atau dirasakan melalui alunan musik.
Tertarik mempelajari lebih lanjut tentang instrumen musik?
Jelajahi Dunia Musik