Memiliki bayi adalah momen yang membahagiakan, namun juga membawa banyak perubahan, termasuk dalam hal perencanaan keluarga. Bagi ibu yang sedang menyusui, memilih metode kontrasepsi yang tepat seringkali menjadi pertanyaan penting. Kekhawatiran umum adalah apakah metode kontrasepsi tertentu dapat memengaruhi kualitas atau kuantitas ASI, atau bahkan kesehatan bayi. Dalam konteks ini, metode Keluarga Berencana (KB) implan muncul sebagai salah satu pilihan yang sangat direkomendasikan dan terbukti aman untuk ibu menyusui.
KB implan adalah sebuah alat kontrasepsi berbentuk batang kecil yang ditanam di bawah kulit lengan atas ibu. Alat ini melepaskan hormon progestin secara perlahan, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur), mengentalkan lendir serviks (sehingga sperma sulit masuk), dan menipiskan dinding rahim. Efektivitasnya sangat tinggi, bisa mencapai lebih dari 99%, dan dapat bertahan hingga tiga tahun, tergantung jenis implannya.
Keunggulan utama KB implan bagi ibu menyusui terletak pada kandungannya. Mayoritas KB implan hanya mengandung progestin, tanpa estrogen. Hormon estrogen diketahui dapat memengaruhi produksi ASI, terkadang mengurangi volume ASI atau mengubah komposisinya. Sebaliknya, progestin yang dilepaskan oleh implan umumnya tidak memengaruhi produksi ASI. Studi klinis secara konsisten menunjukkan bahwa penggunaan implan KB tidak berdampak negatif signifikan pada volume ASI, komposisi nutrisinya, atau pertumbuhan bayi yang diberi ASI eksklusif.
Pemasangan KB implan adalah prosedur sederhana yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Lengan bagian dalam atas akan dibersihkan, lalu diberikan anestesi lokal agar tidak terasa sakit. Setelah itu, implan akan dimasukkan menggunakan alat khusus di bawah kulit. Ibu mungkin akan merasakan sedikit pegal atau memar di area tersebut selama beberapa hari, namun ini bersifat sementara.
Proses pelepasan juga serupa. Dengan anestesi lokal, dokter akan membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan implan. Prosedur ini biasanya memakan waktu tidak lebih dari 10-15 menit.
Meskipun secara umum aman dan efektif, seperti metode kontrasepsi hormonal lainnya, KB implan juga memiliki potensi efek samping, meskipun tidak semua wanita mengalaminya. Efek samping yang paling umum meliputi perubahan siklus menstruasi (menjadi lebih jarang, tidak teratur, atau bahkan berhenti sama sekali), sakit kepala, jerawat, perubahan berat badan, dan perubahan mood. Jika ibu mengalami efek samping yang mengganggu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mencari solusi atau mempertimbangkan metode kontrasepsi lain.
Bagi ibu yang sedang menyusui dan ingin merencanakan keluarga dengan baik, KB implan adalah pilihan yang sangat aman dan efektif. Keunggulannya dalam tidak mengganggu produksi ASI, efektivitas jangka panjang, dan kemudahannya menjadikan metode ini solusi ideal. Selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan mengenai pilihan kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Anda setelah melahirkan.