Simbol Perisai dan Bintang Polri
Dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), setiap jenjang pangkat memiliki peran dan tanggung jawab yang spesifik. Memahami alur kenaikan pangkat sangat penting, terutama bagi mereka yang berada di jajaran perwira menengah. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai pangkat setelah Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Pertanyaan ini menggarisbawahi pentingnya sebuah karier yang terstruktur dan bertahap di institusi penegak hukum ini.
Sebelum membahas pangkat selanjutnya, mari kita pahami terlebih dahulu posisi AKBP. AKBP merupakan pangkat perwira menengah yang umumnya menduduki jabatan strategis seperti Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) di beberapa wilayah, Wakil Direktur pada direktorat di tingkat Mabes Polri, atau jabatan setingkat lainnya. Tanggung jawabnya meliputi manajemen operasional, pembinaan personel, serta pelaksanaan kebijakan pimpinan Polri di lingkup tugasnya.
Seorang AKBP telah melalui berbagai tahapan pendidikan dan penugasan, mulai dari Akademi Kepolisian (Akpol) atau jalur sekolah calon perwira lainnya, hingga berbagai penempatan tugas di lapangan. Pangkat ini menandakan kematangan profesional dan pengalaman yang cukup signifikan.
Secara hierarkis, pangkat perwira menengah di Polri terbagi menjadi dua tingkatan: tingkatan pertama yang meliputi Kompol, AKBP, dan tingkatan kedua yang dimulai dari Komisaris Besar Polisi (Kombespol). Namun, perlu diklarifikasi bahwa urutan pangkat dalam kepolisian Indonesia tidak bersifat linier seperti yang mungkin dibayangkan jika dilihat dari akhiran nama pangkatnya. AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) berada di bawah Kombespol (Komisaris Besar Polisi).
Melihat pada struktur pangkat yang umum, urutannya adalah sebagai berikut:
Jadi, pangkat setelah AKBP adalah Komisaris Besar Polisi (Kombespol). Kenaikan dari AKBP ke Kombespol menandakan sebuah lompatan jenjang karier yang signifikan, dari perwira menengah ke perwira tinggi tingkat pratama.
Ketika seorang perwira mencapai pangkat Kombespol, ini berarti mereka telah memasuki jenjang perwira tinggi. Kombespol umumnya dipercaya untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi dan memiliki cakupan tanggung jawab yang lebih luas. Jabatan yang diemban oleh Kombespol antara lain adalah Direktur pada Direktorat di tingkat Mabes Polri, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) pada wilayah tertentu (seringkali Kapolda tipe B atau perwakilan Kapolda), atau Inspektur Wilayah.
Tanggung jawab seorang Kombespol tidak hanya terbatas pada aspek operasional, tetapi juga perencanaan strategis, kebijakan, serta pengambilan keputusan yang memiliki dampak lebih luas pada kinerja Polri. Mereka juga berperan penting dalam pembinaan karier perwira yang lebih junior, termasuk AKBP.
Untuk mencapai pangkat Kombespol, seorang perwira Polri tidak hanya membutuhkan masa dinas yang cukup, tetapi juga harus memenuhi berbagai persyaratan lain. Persyaratan tersebut meliputi prestasi kerja yang baik, lulus pendidikan pengembangan staf yang relevan (seperti Sespimti), serta tersedianya formasi jabatan yang memungkinkan kenaikan pangkat tersebut. Setiap kenaikan pangkat adalah hasil dari evaluasi kinerja yang ketat dan persaingan yang sehat di dalam institusi.
Perjalanan dari AKBP menuju Kombespol seringkali membutuhkan dedikasi ekstra, kepemimpinan yang terbukti, dan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap berbagai tantangan tugas. Ini adalah fase krusial dalam karier seorang perwira, di mana mereka dituntut untuk menunjukkan kapasitasnya dalam memimpin unit kerja yang lebih besar dan kompleks.
Pangkat setelah AKBP dalam struktur Polri adalah Komisaris Besar Polisi (Kombespol). Kenaikan pangkat ini merupakan bukti dari perkembangan karier yang gemilang, peningkatan tanggung jawab, dan pengakuan atas kontribusi yang telah diberikan kepada institusi Polri dan masyarakat. Setiap jenjang pangkat di Polri dirancang untuk memastikan bahwa setiap personel memiliki peran yang jelas dan dapat berkontribusi secara optimal dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Indonesia.