Representasi visual perbedaan antara wahyu Ilahi (Samawi) dan keyakinan berbasis bumi (Ardhi).
Dalam studi komparatif agama, seringkali ditemukan klasifikasi mendasar berdasarkan sumber otoritas atau cara penyebaran ajarannya. Salah satu pembagian penting yang sering dibahas adalah antara agama Samawi (langit) dan agama Ardhi (bumi).
Agama Samawi, yang secara harfiah berasal dari kata Arab 'Samaa' yang berarti langit, merujuk pada kelompok agama yang meyakini bahwa ajaran dan hukumnya berasal langsung dari wahyu ilahi yang diturunkan dari Tuhan (Allah, Yahweh, atau sebutan lain sesuai konteks) kepada para nabi atau rasul. Otoritas tertinggi dalam agama Samawi adalah teks suci yang dianggap sebagai firman atau sabda Tuhan yang otentik.
Tiga agama monoteistik utama yang paling sering dikategorikan sebagai Samawi adalah:
Ciri khas agama Samawi adalah penekanan kuat pada konsep ketuhanan yang transenden, hari penghakiman, kenabian, dan adanya kitab suci yang menjadi pedoman hidup yang final dan mutlak. Struktur ajarannya cenderung linear dalam sejarah, dimulai dari penciptaan hingga hari akhir.
Sebaliknya, agama Ardhi, yang berasal dari kata 'Ard' yang berarti bumi, mencakup sistem kepercayaan atau filosofi spiritual yang sumber otoritasnya tidak secara eksplisit diwahyukan dari langit melalui nabi dalam pengertian agama Samawi. Agama-agama ini cenderung tumbuh dan berkembang dari konteks budaya, tradisi lokal, filsafat mendalam, atau pengalaman spiritual kolektif manusia di bumi.
Dalam banyak kasus, agama Ardhi lebih menekankan pada pencapaian pencerahan batin, harmoni kosmik, atau pemenuhan siklus keberadaan melalui upaya manusia sendiri, meskipun tetap mengakui adanya kekuatan yang lebih tinggi atau alam semesta yang teratur.
Contoh utama dari kelompok ini seringkali mencakup:
Perbedaan paling tajam antara kedua kategori ini terletak pada sumber legitimasi. Agama Samawi mengklaim otoritas yang bersifat eksternal (dari Tuhan), sedangkan agama Ardhi seringkali mendapatkan otoritasnya dari internal (pengalaman manusia atau pengamatan alam).
Dalam agama Samawi, kebenaran bersifat absolut dan terungkap (revealed truth). Sementara dalam banyak tradisi Ardhi, kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang harus dicapai, dialami, atau direalisasikan melalui praktik spiritual dan kebijaksanaan yang terakumulasi selama berabad-abad. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pembagian ini adalah konstruksi akademis. Banyak agama modern memiliki elemen yang bersinggungan, dan beberapa agama Ardhi pun memiliki kisah kosmologi yang kompleks yang mirip dengan wahyu.
Kesimpulannya, pemahaman tentang pembagian Samawi dan Ardhi membantu kita mengkategorikan bagaimana berbagai sistem kepercayaan manusia berinteraksi dengan konsep ketuhanan, nubuwat, dan sumber utama hukum moral dan spiritual mereka, membedakan antara yang diyakini datang dari atas dan yang tumbuh dari akar peradaban manusia.