Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW, dikenal luas sebagai lautan ilmu dan teladan kebajikan. Kata-kata mutiara dan pepatah yang diwariskan darinya menjadi kompas moral bagi umat Islam sepanjang zaman. Kebijaksanaannya bersumber dari kedekatannya dengan wahyu Ilahi dan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam. Pepatah ini bukan sekadar ungkapan indah, melainkan panduan praktis untuk menjalani kehidupan yang bermakna.
Hikmah beliau mencakup spektrum luas, mulai dari etika pribadi, pengelolaan waktu, pentingnya kesabaran, hingga cara berinteraksi dengan sesama. Ketika kita merenungkan kalimat-kalimatnya, kita seolah diajak untuk meninjau kembali prioritas hidup dan niat di balik setiap tindakan. Berikut adalah beberapa ungkapan mendalam dari Sayyidina Ali yang relevan untuk direnungkan di era modern ini.
"Ilmu yang tidak diamalkan itu bagaikan harta yang tidak dizakatkan."
— Ilmu Tanpa AmalPepatah ini menekankan bahwa pengetahuan sejati harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Ilmu yang hanya tersimpan dalam ingatan tanpa pernah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sia-sia, sama seperti kekayaan yang disimpan rapat tanpa pernah digunakan untuk membantu sesama.
"Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kamu sukai, dan sabar untuk menahan diri dari sesuatu yang kamu sukai."
— Dua Sisi KesabaranAli RA mengajarkan bahwa kesabaran bukan hanya tentang menahan derita atau ujian (sabar dalam kesulitan), tetapi juga tentang menahan diri dari hawa nafsu atau godaan duniawi (sabar dalam kenikmatan). Keseimbangan kedua bentuk kesabaran inilah yang membentuk karakter sejati.
"Jauhi pertemanan dengan orang yang tindakannya akan mempermalukanmu, dan jangan pernah bergaul dengan pembohong karena ia akan membawamu pada kebinasaan."
— Kualitas SahabatDampak lingkungan sangat besar terhadap perkembangan individu. Beliau mengingatkan kita untuk selektif memilih kawan. Sahabat yang buruk adalah penyakit sosial yang dapat merusak reputasi dan moralitas seseorang secara perlahan tapi pasti.
"Ukuran kecerdasan seseorang adalah apa yang ia ucapkan, bukan apa yang ia dengar."
— Bicara Mencerminkan AkalIni adalah kritik halus terhadap mereka yang pandai menyerap informasi tetapi tidak mampu mengolahnya menjadi kata-kata yang berbobot. Akal sejati terlihat dari kemampuan seseorang menyaring pemikiran kompleks menjadi ucapan yang jelas dan bermanfaat.
"Jangan pernah meremehkan dunia ini, sebab ia akan membuatmu lalai. Namun jangan pula terlalu terikat padanya, sebab ia akan membuatmu celaka."
— Sikap Terhadap DuniaPepatah ini menyeimbangkan pandangan seorang mukmin terhadap materi. Dunia dipandang sebagai sarana untuk beribadah, bukan tujuan akhir. Kehati-hatian diperlukan agar kesibukan mencari rezeki tidak menutupi kewajiban utama seorang hamba.
Pepatah Sayyidina Ali adalah warisan abadi yang relevan dalam setiap generasi. Mereka menuntut introspeksi diri secara berkelanjutan. Dengan merenungkan hikmah beliau, kita dapat memperbaiki kualitas iman, memperkuat karakter, dan berjalan di jalan kebenaran dengan pedoman yang kokoh.