Ilustrasi Busur Panah, Simbol Keahlian Said bin Abi Waqqash
Said bin Abi Waqqash adalah salah satu Sahabat Nabi Muhammad SAW yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Beliau dikenal luas sebagai salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Al-Asyara Al-Mubasysyarah bi al-Jannah). Keistimewaan utama beliau terletak pada keberaniannya di medan perang dan keahliannya yang tiada tanding dalam menggunakan busur panah. Namanya terukir abadi dalam sejarah Islam sebagai seorang panglima militer yang ulung dan pembela agama yang gigih sejak masa awal penyebaran Islam.
Said bin Abi Waqqash memeluk Islam pada usia yang sangat muda, konon ketika beliau baru berusia tujuh belas tahun. Keislamannya mengejutkan banyak pihak, terutama dari kaum Quraisy, karena ia berasal dari Bani Zuhrah, salah satu klan terpandang di Mekkah. Ketika memeluk Islam, beliau tidak ragu untuk menunjukkan keyakinannya, meskipun harus menghadapi perlakuan keras dari keluarganya. Keberaniannya terlihat ketika ia membela kaum Muslimin yang baru masuk Islam dari intimidasi. Diriwayatkan bahwa ia pernah terlibat dalam pertarungan fisik untuk membela kebenaran Islam.
Di medan perang, Said adalah kekuatan yang menakutkan bagi musuh-musuh Islam. Beliau adalah pemanah ulung. Rasulullah SAW pernah mendoakannya dengan doa yang sangat istimewa, memohon agar Said selalu tepat sasaran. Keahlian memanahnya seringkali menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran penting. Dalam Perang Uhud, misalnya, peran Said sangat krusial dalam mempertahankan posisi kaum Muslimin. Beliau adalah salah satu dari sedikit sahabat yang tetap bertahan di samping Nabi Muhammad SAW ketika banyak yang melarikan diri.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, kontribusi Said bin Abi Waqqash terus berlanjut di bawah kepemimpinan khalifah-khalifah setelahnya. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, Said diangkat menjadi panglima tertinggi untuk memimpin pasukan Muslimin menghadapi Kekaisaran Sasaniyah Persia yang sangat kuat.
Salah satu pencapaian militernya yang paling monumental adalah penaklukan sebagian besar wilayah Mesopotamia (Irak modern). Pertempuran Qadisiyyah adalah puncak dari kampanye ini. Meskipun menghadapi pasukan Persia yang jauh lebih besar dan dipersenjatai lengkap, strategi cerdas Said dan keberanian pasukannya berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Kemenangan ini membuka gerbang bagi perluasan Islam ke timur dan menjatuhkan tahta salah satu kekuatan dunia saat itu. Said tidak hanya ahli strategi, tetapi juga mampu memimpin dengan keteladanan, seringkali bertempur di garis depan.
Selain reputasinya sebagai pejuang, Said bin Abi Waqqash juga dikenal sebagai perawi hadis yang terpercaya. Beliau meriwayatkan banyak hadis langsung dari Rasulullah SAW. Beliau juga menunjukkan kebijaksanaan dalam pengelolaan wilayah taklukan, menekankan keadilan dan perlindungan terhadap non-Muslim.
Said bin Abi Waqqash menjalani sisa hidupnya dengan penuh ketenangan setelah masa-masa penuh aksi militer. Beliau meninggal dunia di Aqiq, sebuah wilayah dekat Madinah. Kehidupan Said adalah cerminan sempurna dari seorang mukmin sejati: beriman kuat, setia kepada Rasul, pemberani tanpa pamrih, dan seorang pemimpin yang dihormati hingga akhir hayatnya. Kisahnya terus menjadi inspirasi bagi umat Islam mengenai arti pengorbanan dan dedikasi total dalam membela kebenaran.