Membuka Gerbang Pengetahuan: Panduan Komprehensif Asesmen Nasional untuk Siswa SD Kelas 5

Setiap perjalanan pendidikan memiliki tonggak-tonggak penting yang berfungsi sebagai penanda kemajuan dan area untuk perbaikan. Bagi siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 5, salah satu tonggak penting ini adalah keikutsertaan dalam sebuah evaluasi berskala nasional. Mungkin Anda pernah mendengar istilah seperti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), namun penting untuk memahami bahwa lanskap pendidikan terus berevolusi. Saat ini, evaluasi yang dihadapi oleh siswa kelas 5 dikenal sebagai Asesmen Nasional (AN), yang pelaksanaannya berbasis komputer sehingga sering disebut Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Pergeseran dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional bukan sekadar perubahan nama. Ini adalah perubahan fundamental dalam filosofi evaluasi pendidikan di Indonesia. Jika Ujian Nasional berfokus pada hasil akhir individu siswa sebagai penentu kelulusan, Asesmen Nasional memiliki tujuan yang jauh lebih luas dan mendalam. Tujuannya bukan untuk menghakimi atau memberi label pada seorang siswa, melainkan untuk memetakan kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan, mulai dari tingkat sekolah, daerah, hingga nasional.

Tujuan utama Asesmen Nasional adalah untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Ini adalah sebuah cermin bagi sekolah untuk melihat kekuatan dan kelemahan dalam proses belajar-mengajar.

Artikel ini dirancang untuk menjadi panduan lengkap bagi siswa, orang tua, dan guru dalam memahami seluk-beluk Asesmen Nasional, khususnya bagi siswa kelas 5. Kita akan mengupas tuntas setiap komponennya, mulai dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang menguji literasi dan numerasi, hingga Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Dengan pemahaman yang utuh, kita dapat menghilangkan kecemasan yang tidak perlu dan mengubah fokus dari 'menghadapi ujian' menjadi 'merayakan proses belajar' dan 'mengembangkan potensi diri' secara maksimal.

Memahami Asesmen Nasional (AN) Secara Mendalam

Untuk mempersiapkan diri dengan baik, langkah pertama adalah memahami apa itu Asesmen Nasional secara komprehensif. AN bukan sekadar tes, melainkan sebuah program evaluasi yang dirancang untuk mengukur dan memetakan mutu setiap satuan pendidikan. Hasilnya digunakan sebagai dasar untuk perencanaan program-program peningkatan kualitas pendidikan yang lebih tepat sasaran.

Tiga Instrumen Utama Asesmen Nasional

Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen utama yang saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang holistik tentang kualitas pendidikan di sebuah sekolah. Ketiganya adalah:

  1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
  2. Survei Karakter
  3. Survei Lingkungan Belajar

Mari kita bedah satu per satu instrumen ini secara lebih detail.

1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM): Fondasi Kemampuan Belajar

AKM adalah bagian dari AN yang mengukur dua kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua siswa untuk dapat belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat. Kompetensi ini bersifat esensial dan lintas mata pelajaran. Dua kompetensi tersebut adalah:

  • Literasi Membaca: Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia. Ini bukan sekadar kemampuan membaca teknis, melainkan pemahaman mendalam terhadap isi bacaan, baik yang tersurat maupun tersirat.
  • Numerasi: Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan. Ini bukan hanya tentang menghafal rumus, tetapi tentang menggunakan logika matematis untuk bernalar dan mengambil keputusan.

Penting untuk dicatat bahwa AKM tidak mengukur penguasaan materi dari kurikulum mata pelajaran tertentu. Soal-soal AKM dirancang untuk bersifat kontekstual, artinya menggunakan masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan nyata siswa.

2. Survei Karakter: Mengukur Profil Pelajar Pancasila

Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan secara akademis, tetapi juga untuk membentuk karakter yang luhur. Inilah fungsi dari Survei Karakter. Instrumen ini dirancang untuk mengukur hasil belajar non-kognitif siswa yang mencakup sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.

Ada enam dimensi utama dalam Profil Pelajar Pancasila yang menjadi acuan dalam Survei Karakter:

  • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Mencakup akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
  • Berkebinekaan Global: Kemampuan untuk mengenal dan menghargai budaya lain, berkomunikasi interkultural, serta merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
  • Bergotong Royong: Kemampuan untuk melakukan kegiatan bersama-sama secara sukarela agar kegiatan dapat berjalan lancar, mudah, dan ringan. Mencakup kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
  • Mandiri: Memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta mampu meregulasi diri sendiri.
  • Bernalar Kritis: Kemampuan untuk secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
  • Kreatif: Kemampuan untuk memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Survei ini tidak memiliki jawaban benar atau salah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan potret karakter siswa secara umum di sekolah tersebut, yang kemudian menjadi bahan refleksi bagi sekolah untuk mengembangkan program-program pembinaan karakter yang lebih efektif.

3. Survei Lingkungan Belajar: Memotret Ekosistem Sekolah

Kualitas proses belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat belajar itu sendiri. Survei Lingkungan Belajar bertujuan untuk mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di satuan pendidikan. Survei ini diisi oleh seluruh kepala sekolah, seluruh guru, dan sampel siswa.

Aspek-aspek yang diukur dalam Survei Lingkungan Belajar antara lain:

  • Iklim Keamanan Sekolah: Apakah siswa merasa aman secara fisik dan psikologis di sekolah? Apakah ada perundungan (bullying)?
  • Iklim Inklusivitas Sekolah: Apakah sekolah menerima dan menghargai keberagaman latar belakang sosial-ekonomi, agama, suku, dan kondisi fisik siswa?
  • Kualitas Pembelajaran: Bagaimana praktik pengajaran guru di kelas? Apakah guru memberikan umpan balik yang membangun? Apakah pembelajaran berpusat pada siswa?
  • Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru: Apakah guru secara rutin merefleksikan praktik mengajarnya dan berusaha untuk terus belajar dan berkembang?
  • Dukungan Orang Tua dan Wali Murid: Sejauh mana keterlibatan orang tua dalam mendukung proses belajar anak di sekolah?

Hasil survei ini memberikan informasi berharga bagi sekolah untuk mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki demi menciptakan ekosistem belajar yang positif, aman, dan menantang bagi semua siswa.

Fokus pada AKM Kelas 5: Mengupas Tuntas Literasi dan Numerasi

Bagi siswa, bagian yang paling terasa "seperti ujian" dari Asesmen Nasional adalah pengerjaan soal-soal AKM. Oleh karena itu, mari kita bedah lebih dalam komponen Literasi Membaca dan Numerasi yang akan dihadapi siswa kelas 5. Memahami konten, proses kognitif, dan bentuk soalnya adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri.

Mengupas Tuntas Literasi Membaca

Kemampuan literasi membaca diukur melalui berbagai jenis teks dan level kognitif yang berbeda. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana siswa mampu bernalar menggunakan bahasa.

A. Konten Teks

Teks yang disajikan dalam AKM Literasi dibagi menjadi dua kategori utama:

  • Teks Fiksi: Teks yang bertujuan untuk menghibur, menceritakan suatu kejadian, atau merangsang imajinasi pembaca. Contohnya termasuk cerita pendek, dongeng, fabel, atau kutipan novel anak.
  • Teks Informasi: Teks yang bertujuan untuk memberikan data, fakta, keterangan, atau pengetahuan tentang suatu hal. Contohnya termasuk artikel dari koran anak, teks dari buku pelajaran (sains, sosial), infografis, pengumuman, atau poster.

B. Proses Kognitif

Soal-soal literasi akan menguji tiga level proses berpikir atau kognitif:

  1. Menemukan Informasi (L1): Kemampuan untuk menemukan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan informasi yang tertulis secara eksplisit (tersurat) dalam teks. Siswa hanya perlu mencari dan menunjuk informasi yang ada.
  2. Interpretasi dan Integrasi (L2): Kemampuan untuk memahami informasi tersirat, membuat kesimpulan sederhana, membandingkan, mengontraskan, dan menghubungkan berbagai bagian informasi dalam satu atau beberapa teks.
  3. Evaluasi dan Refleksi (L3): Kemampuan untuk menilai kredibilitas dan kesesuaian teks dengan konteks, serta mampu merefleksikan isi teks untuk mengambil keputusan atau menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Ini adalah level berpikir paling tinggi.

Contoh Soal Literasi Membaca (Teks Informasi)

Perhatikan Infografis Berikut!

(Disajikan sebuah infografis sederhana berjudul "Siklus Hidup Kupu-Kupu" dengan gambar dan teks singkat: 1. Telur -> 2. Ulat (Larva) -> 3. Kepompong (Pupa) -> 4. Kupu-kupu Dewasa (Imago)).


Pertanyaan Level 1 (Menemukan Informasi):
Tahapan setelah ulat dalam siklus hidup kupu-kupu adalah ...
a. Telur
b. Kepompong
c. Imago
d. Kupu-kupu

Jawaban yang benar adalah b. Kepompong, karena informasi ini tertulis jelas pada infografis.


Pertanyaan Level 2 (Interpretasi dan Integrasi):
Berdasarkan infografis, apa yang bisa kamu simpulkan tentang perubahan bentuk kupu-kupu?
Contoh jawaban: Kupu-kupu mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda di setiap tahap hidupnya, dari telur menjadi ulat, lalu kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu bersayap.

Jawaban ini menunjukkan kemampuan siswa untuk menyatukan informasi dari seluruh gambar dan teks untuk membuat kesimpulan umum.


Pertanyaan Level 3 (Evaluasi dan Refleksi):
Menurutmu, mengapa tahap kepompong penting bagi kupu-kupu? Hubungkan dengan pengetahuanmu!
Contoh jawaban: Tahap kepompong sangat penting karena di dalamnya, tubuh ulat berubah total menjadi kupu-kupu. Ini seperti masa 'pembangunan' di mana sayap, kaki, dan antena dibentuk. Tanpa tahap kepompong, ulat tidak akan pernah bisa terbang.

Jawaban ini menunjukkan kemampuan siswa untuk merefleksikan informasi dan menghubungkannya dengan pengetahuan lain (misalnya, konsep perubahan atau 'pembangunan') untuk menjelaskan pentingnya suatu tahap.

Mengupas Tuntas Numerasi

Sama seperti literasi, AKM Numerasi juga mengukur kemampuan siswa dalam berbagai domain konten dan level kognitif. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana siswa mampu menerapkan konsep matematika untuk memecahkan masalah.

A. Konten Matematika

Konten numerasi untuk jenjang SD dibagi ke dalam beberapa domain:

  • Bilangan: Mencakup pemahaman tentang cacah, pecahan, desimal, serta operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian).
  • Geometri dan Pengukuran: Meliputi pemahaman tentang bangun datar, bangun ruang, serta pengukuran panjang, berat, waktu, dan volume.
  • Aljabar: Pada tingkat SD, ini lebih fokus pada pengenalan pola bilangan, persamaan sederhana, dan hubungan antar kuantitas.
  • Data dan Ketidakpastian: Kemampuan membaca dan menafsirkan data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, atau piktogram.

B. Proses Kognitif

Level kognitif dalam numerasi mengukur kedalaman pemahaman siswa:

  1. Pemahaman (L1): Kemampuan untuk memahami fakta, prosedur, serta konsep matematika. Siswa dapat mengidentifikasi dan melakukan perhitungan sederhana.
  2. Penerapan (L2): Kemampuan untuk menerapkan konsep matematika dalam konteks masalah yang sudah dikenal atau rutin. Siswa dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan soal cerita sederhana.
  3. Penalaran (L3): Kemampuan untuk bernalar dan menganalisis data atau informasi untuk menyelesaikan masalah non-rutin. Siswa perlu memikirkan strategi, membuat model matematika, dan menjustifikasi jawabannya.

Contoh Soal Numerasi (Konten Data)

Perhatikan Tabel Berikut!

Tabel Jumlah Siswa Kelas 5 yang Gemar Buah

Buah Jumlah Siswa
Mangga 12
Apel 8
Jeruk 10
Pisang 5

Pertanyaan Level 1 (Pemahaman):
Berapa banyak siswa yang gemar buah Apel?
Jawaban yang benar adalah 8. Siswa hanya perlu membaca data yang tertera di tabel.


Pertanyaan Level 2 (Penerapan):
Berapa selisih jumlah siswa yang gemar Mangga dengan yang gemar Pisang?
Jawaban: 12 - 5 = 7 siswa. Siswa perlu melakukan operasi hitung sederhana (pengurangan) berdasarkan data yang ada.


Pertanyaan Level 3 (Penalaran):
Jika guru ingin membagikan satu jenis buah yang paling disukai kepada seluruh siswa di kelas yang berjumlah 35 orang, apakah buah Mangga cukup? Jelaskan alasanmu!
Contoh jawaban: Tidak cukup. Karena total siswa ada 35 orang, sedangkan yang suka mangga hanya 12 orang. Jika hanya buah mangga yang dibagikan, akan ada 35 - 12 = 23 siswa yang tidak mendapatkan buah kesukaannya.

Jawaban ini menunjukkan kemampuan siswa untuk menganalisis data, membandingkannya dengan informasi baru (jumlah total siswa), dan memberikan alasan yang logis.

Persiapan Menghadapi ANBK: Strategi Holistik

Mengingat Asesmen Nasional bukanlah tes penentu kelulusan, persiapan yang dilakukan seharusnya tidak bersifat instan seperti sistem kebut semalam. Persiapan terbaik adalah proses jangka panjang yang melibatkan siswa, orang tua, dan guru secara sinergis. Tujuannya bukan untuk menghafal materi, melainkan untuk membangun kompetensi dan kebiasaan berpikir yang baik.

Strategi Efektif untuk Siswa

Bagi siswa, persiapan menghadapi ANBK adalah tentang mengasah keterampilan yang akan berguna seumur hidup. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Membangun Kebiasaan Membaca: Jangan hanya membaca buku pelajaran. Bacalah beragam materi seperti buku cerita, komik edukatif, majalah anak, atau artikel sains populer di internet (dengan pengawasan orang tua). Kebiasaan ini akan melatih kecepatan membaca, memperkaya kosakata, dan meningkatkan kemampuan memahami berbagai jenis teks.
  • Melatih Kemampuan Berpikir Kritis: Saat membaca atau menonton sesuatu, jangan hanya menerima informasi begitu saja. Cobalah bertanya: "Mengapa ini terjadi?", "Apa maksud penulis?", "Apakah informasi ini bisa dipercaya?". Diskusikan hal-hal ini dengan teman atau orang tua.
  • Mengasah Logika dan Penalaran Matematis: Kerjakan soal-soal yang menantang penalaran, bukan hanya perhitungan. Teka-teki logika, sudoku, atau soal cerita yang kompleks dapat membantu melatih otak untuk berpikir analitis dan mencari solusi kreatif.
  • Mengenal Platform Digital: Karena ANBK berbasis komputer, penting untuk terbiasa menggunakan mouse dan keyboard. Latihan mengetik sederhana atau menggunakan aplikasi belajar interaktif bisa sangat membantu agar tidak canggung saat pelaksanaan.
  • Pahami Ragam Bentuk Soal: Soal AKM tidak hanya pilihan ganda. Ada bentuk soal lain seperti Pilihan Ganda Kompleks (jawaban benar lebih dari satu), Menjodohkan, Isian Singkat, dan Uraian. Mencoba beberapa contoh soal dari sumber terpercaya (seperti situs Pusmenjar Kemdikbud) akan membuatmu lebih familiar.
  • Jaga Kesehatan Fisik dan Mental: Pastikan cukup tidur, makan makanan bergizi, dan berolahraga. Otak yang sehat butuh tubuh yang sehat. Jika merasa cemas, bicarakan dengan orang tua atau guru. Ingat, ini bukan ujian yang menentukan nasibmu, melainkan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaikmu.

Peran Penting Orang Tua

Orang tua memegang peranan krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengurangi tekanan pada anak. Berikut adalah peran yang bisa dijalankan:

  • Menjadi Sumber Motivasi, Bukan Tekanan: Fokuslah pada proses belajar anak, bukan pada hasil akhir. Berikan pujian atas usaha dan kegigihannya. Hindari membanding-bandingkan anak dengan teman-temannya. Tekankan berulang kali bahwa ANBK bukanlah penentu kelulusan.
  • Menciptakan Lingkungan Kaya Literasi: Sediakan akses mudah ke bahan bacaan yang menarik di rumah. Ajak anak berdiskusi tentang apa yang dibacanya. Jadilah teladan dengan menunjukkan bahwa Anda juga gemar membaca.
  • Menghubungkan Matematika dengan Kehidupan Sehari-hari: Ajak anak terlibat dalam kegiatan yang melibatkan numerasi. Misalnya, saat berbelanja, ajak anak menghitung total belanjaan atau diskon. Saat memasak, ajak anak menakar bahan-bahan. Hal ini membuat matematika menjadi relevan dan menyenangkan.
  • Membangun Komunikasi Terbuka dengan Sekolah: Hadiri pertemuan yang diadakan sekolah terkait ANBK. Tanyakan kepada guru bagaimana Anda bisa mendukung proses belajar anak di rumah. Kerjasama yang baik antara rumah dan sekolah adalah kunci keberhasilan.
  • Mendampingi Anak dalam Dunia Digital: Bantu anak mencari sumber-sumber belajar online yang positif dan terpercaya. Dampingi mereka saat berlatih menggunakan platform simulasi AKM untuk memberikan dukungan teknis dan moral.
Sebagai orang tua, tugas kita adalah menjadi pemandu sorak terbesar bagi anak, bukan menjadi pelatih yang paling keras. Dukungan emosional jauh lebih berharga daripada tekanan akademis.

Pendekatan Efektif bagi Guru

Bagi guru, ANBK adalah umpan balik untuk menyempurnakan praktik pengajaran. Persiapan yang dilakukan guru seharusnya terintegrasi dalam pembelajaran sehari-hari.

  • Menggeser Fokus dari 'Content-Based' ke 'Competency-Based': Daripada hanya mengejar target materi kurikulum, fokuslah pada pengembangan kompetensi inti: literasi, numerasi, dan berpikir kritis. Integrasikan ini ke dalam semua mata pelajaran.
  • Mendesain Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Sajikan masalah-masalah kontekstual yang relevan dengan kehidupan siswa. Biarkan siswa berdiskusi, menganalisis, dan mencari solusi. Metode ini secara alami akan melatih kemampuan yang diukur dalam AKM.
  • Menggunakan Ragam Sumber dan Media Belajar: Jangan terpaku pada buku teks. Gunakan artikel, video, infografis, atau data statistik sederhana sebagai bahan ajar untuk membiasakan siswa dengan berbagai format teks dan data.
  • Membiasakan Siswa dengan Soal Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS): Berikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak sekadar menuntut hafalan, melainkan analisis, evaluasi, dan kreasi. Gunakan kata tanya seperti "Mengapa...", "Bagaimana jika...", "Bandingkan...".
  • Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Saat siswa membuat kesalahan, jangan hanya menyalahkan. Bimbing mereka untuk menemukan letak kesalahannya dan memahami konsep yang benar. Fokus pada proses berpikir mereka, bukan hanya jawaban akhir.
  • Melakukan Simulasi Teknis: Lakukan simulasi atau gladi bersih ANBK di sekolah untuk membiasakan siswa dengan antarmuka aplikasi, cara navigasi, dan manajemen waktu. Hal ini penting untuk mengurangi kendala teknis dan kecemasan saat hari pelaksanaan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) Seputar ANBK SD Kelas 5

?

Masih ada beberapa pertanyaan umum yang mungkin muncul di benak siswa, orang tua, maupun guru. Berikut adalah jawaban atas beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan.

1. Apakah hasil ANBK akan mempengaruhi nilai rapor atau kelulusan siswa?

Tidak. Ini adalah poin paling penting untuk dipahami. Hasil ANBK sama sekali tidak digunakan untuk menilai prestasi individu siswa. Nilai siswa tidak akan dicantumkan di rapor dan tidak menjadi syarat kelulusan atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Hasil ANBK digunakan sebagai data evaluasi untuk sekolah.

2. Siapa saja siswa yang akan mengikuti ANBK di tingkat SD?

Peserta ANBK di tingkat SD adalah siswa kelas 5. Namun, tidak semua siswa kelas 5 akan mengikutinya. Peserta dipilih secara acak (random sampling) oleh sistem dari Kemdikbudristek. Sekolah tidak dapat memilih siswa mana yang akan menjadi peserta.

3. Mengapa yang dipilih adalah siswa kelas 5, bukan kelas 6?

Pemilihan siswa kelas 5 bersifat strategis. Hasil asesmen dapat digunakan sebagai umpan balik bagi sekolah untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Siswa yang menjadi peserta ANBK masih memiliki waktu satu tahun lagi di sekolah tersebut untuk merasakan dampak dari perbaikan yang dilakukan sekolah berdasarkan hasil ANBK.

4. Jika anak saya tidak terpilih sebagai sampel, apa yang harus dilakukan?

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena tujuan ANBK adalah memotret mutu sekolah, bukan menilai individu, maka tidak terpilih pun tidak menjadi masalah. Proses pembelajaran di kelas yang berfokus pada pengembangan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter tetap harus diikuti oleh semua siswa, baik yang terpilih maupun tidak.

5. Berapa lama durasi pengerjaan ANBK untuk siswa SD?

Pelaksanaan ANBK untuk jenjang SD/MI biasanya dilaksanakan dalam dua hari. Hari pertama untuk Tes Literasi Membaca dan Survei Karakter. Hari kedua untuk Tes Numerasi dan Survei Lingkungan Belajar. Alokasi waktu untuk setiap tes (literasi dan numerasi) adalah sekitar 75 menit.

6. Apa saja bentuk soal yang akan muncul dalam AKM?

Bentuk soal dalam AKM sangat beragam untuk mengukur kompetensi secara komprehensif. Bentuk soalnya antara lain: Pilihan Ganda (satu jawaban benar), Pilihan Ganda Kompleks (jawaban benar bisa lebih dari satu), Menjodohkan, Isian Singkat, dan Uraian Terbuka.

7. Apakah ada mata pelajaran khusus ANBK di sekolah?

Tidak ada. ANBK tidak berbasis mata pelajaran. Kompetensi literasi dan numerasi yang diukur bersifat lintas mapel. Oleh karena itu, persiapan terbaik adalah dengan mengintegrasikan latihan literasi dan numerasi ke dalam semua mata pelajaran yang ada, bukan dengan membuat pelajaran atau les khusus ANBK.

8. Bagaimana hasil ANBK digunakan oleh sekolah dan pemerintah?

Hasil ANBK akan menghasilkan sebuah "Rapor Pendidikan" untuk setiap sekolah dan daerah. Rapor ini berisi informasi detail tentang capaian literasi, numerasi, karakter, serta kualitas lingkungan belajar. Sekolah akan menggunakan rapor ini untuk melakukan refleksi, mengidentifikasi akar masalah, dan merencanakan program perbaikan (misalnya, pelatihan guru, pengadaan buku bacaan, program anti-perundungan). Pemerintah menggunakan data agregatnya untuk merumuskan kebijakan pendidikan nasional yang lebih efektif.

9. Apakah siswa perlu membawa perangkat sendiri (laptop/komputer) untuk ANBK?

Umumnya tidak. Pelaksanaan ANBK dilakukan di sekolah menggunakan perangkat komputer atau laptop yang telah disiapkan oleh sekolah. Sekolah akan memastikan semua perangkat berfungsi dengan baik sebelum hari pelaksanaan.

10. Di mana saya bisa melihat contoh-contoh soal AKM yang resmi?

Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmenjar) Kemdikbudristek menyediakan laman khusus di mana siswa dan guru bisa mengakses dan mencoba contoh-contoh soal AKM. Mengunjungi laman tersebut adalah cara terbaik untuk mendapatkan gambaran nyata tentang jenis dan tingkat kesulitan soal.

Kesimpulan: Sebuah Langkah Maju untuk Pendidikan

Asesmen Nasional, dengan seluruh komponennya, menandai sebuah paradigma baru dalam cara kita memandang evaluasi pendidikan. Ini adalah pergeseran dari fokus pada skor individu menuju pemahaman holistik terhadap kesehatan ekosistem belajar. Bagi siswa kelas 5, ANBK bukanlah momok yang menakutkan, melainkan sebuah kesempatan untuk berpartisipasi dalam upaya besar memperbaiki kualitas sekolah mereka sendiri.

Dengan menghilangkan beban kelulusan, siswa dapat mengerjakan asesmen dengan lebih tenang dan jujur, sehingga data yang dihasilkan pun lebih akurat. Kunci utamanya adalah kolaborasi. Ketika siswa fokus membangun kebiasaan belajar yang baik, orang tua memberikan dukungan positif tanpa tekanan, dan guru mengadaptasi pengajaran yang mengembangkan penalaran, maka tujuan Asesmen Nasional untuk menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang kritis, kreatif, dan berkarakter Pancasila akan dapat terwujud.

🏠 Homepage