Ilustrasi: Keluarga Berencana dan Kesehatan.
Pertanyaan mengenai "jenis KB yang membuat gemuk" adalah salah satu topik yang paling sering dibicarakan di kalangan wanita. Banyak yang merasa cemas dan enggan menggunakan alat kontrasepsi karena takut berat badan akan melonjak naik. Namun, apakah kekhawatiran ini selalu beralasan? Mari kita telaah lebih dalam fakta dan mitos seputar hubungan antara metode Keluarga Berencana (KB) dan penambahan berat badan.
Sebelum membahas jenis KB, penting untuk memahami bahwa kenaikan berat badan pada dasarnya terjadi ketika asupan kalori seseorang lebih besar daripada jumlah kalori yang dibakar melalui metabolisme dan aktivitas fisik. Faktor-faktor lain yang berperan meliputi genetik, gaya hidup, pola makan, tingkat stres, kualitas tidur, dan kondisi medis tertentu.
Beberapa jenis alat kontrasepsi memang berpotensi memengaruhi berat badan, meskipun dampaknya sangat bervariasi pada setiap individu. Hormon, terutama estrogen dan progesteron, yang terkandung dalam beberapa metode KB, dapat memengaruhi metabolisme, retensi cairan, dan nafsu makan.
Metode ini mengandung estrogen dan progestin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB kombinasi dalam jangka panjang dapat dikaitkan dengan sedikit kenaikan berat badan. Namun, efek ini tidak dialami oleh semua pengguna. Mekanisme yang mungkin adalah peningkatan nafsu makan atau retensi cairan yang disebabkan oleh hormon. Penting untuk dicatat bahwa banyak studi besar tidak menemukan hubungan sebab-akibat yang kuat antara pil KB kombinasi dan kenaikan berat badan yang signifikan.
Progestin, terutama progestin generasi baru seperti drosperinon, kadang-kadang dikaitkan dengan retensi cairan dan peningkatan nafsu makan yang dapat berujung pada kenaikan berat badan. Suntik KB yang mengandung Depo-Provera (medroxyprogesterone acetate) adalah salah satu metode yang paling sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Sekitar 5-10% pengguna suntik KB ini melaporkan kenaikan berat badan yang cukup berarti. Implan KB juga mengandung progestin dan meskipun dampaknya lebih ringan, beberapa wanita tetap mengalami perubahan berat badan.
Metode ini tidak menggunakan hormon dan umumnya dianggap tidak memengaruhi berat badan sama sekali. Ini termasuk:
Bagi wanita yang sangat khawatir tentang kenaikan berat badan, metode non-hormonal ini seringkali menjadi pilihan yang baik.
Meskipun kurang umum di beberapa wilayah, beberapa metode kontrasepsi jangka panjang yang diimplan di bawah kulit juga mengandung hormon progestin dan berpotensi menyebabkan perubahan berat badan seperti metode progestin lainnya.
Seringkali, ketika seseorang mulai menggunakan KB baru, ada perubahan gaya hidup lain yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, wanita mungkin baru saja melahirkan dan masih dalam masa pemulihan, atau mungkin saja mereka mulai jarang berolahraga karena kesibukan baru. Stres pasca-persalinan atau perubahan rutinitas juga bisa memicu perubahan pola makan dan berat badan. Penting untuk memisahkan pengaruh KB dari faktor-faktor lain ini.
Jika Anda khawatir tentang potensi kenaikan berat badan akibat KB:
Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan dokter atau tenaga kesehatan yang berkualifikasi untuk diagnosis dan penanganan yang tepat terkait kesehatan reproduksi Anda.