Dunia musik dipenuhi dengan kekayaan suara yang dihasilkan oleh berbagai macam instrumen. Salah satu keluarga instrumen yang paling memukau adalah alat musik gesek. Keunikan alat musik ini terletak pada cara memainkannya, yaitu dengan menggesekkan sebuah busur yang dilapisi senar. Getaran senar inilah yang kemudian diperkuat oleh badan instrumen, menghasilkan nada yang merdu dan penuh ekspresi. Alat musik gesek memiliki sejarah panjang dan telah berevolusi dari waktu ke waktu, melahirkan berbagai jenis instrumen dengan karakteristik suara yang berbeda-beda.
Biola adalah alat musik gesek yang paling dikenal dan paling sering digunakan dalam berbagai genre musik, mulai dari klasik, jazz, hingga pop. Ukurannya yang relatif kecil membuatnya mudah dibawa dan dimainkan. Biola memiliki empat senar yang disetel dalam interval kwint, yaitu G, D, A, dan E. Suara biola yang paling tinggi di antara keluarga alat musik gesek utama membuatnya seringkali memegang peran melodi utama. Memainkan biola membutuhkan teknik yang tinggi, mulai dari posisi tubuh yang benar, cara memegang busur, hingga keterampilan jari-jari tangan kiri untuk menekan senar pada fretboard. Kualitas suara biola sangat dipengaruhi oleh material kayu yang digunakan dan pengerjaan pembuatannya.
Biola alto atau viola memiliki ukuran yang lebih besar dari biola, namun lebih kecil dari cello. Perbedaan ukuran ini menghasilkan perbedaan karakter suara. Viola memiliki nada yang lebih rendah dan lebih hangat dibandingkan biola, dengan rentang nada antara C, G, D, dan A. Suara viola sering digambarkan sebagai suara yang lebih melankolis dan introspektif. Dalam orkestra, viola seringkali mengisi harmoni dan memberikan kedalaman pada tekstur musik. Posisi memegang viola sedikit berbeda dengan biola karena ukurannya yang lebih besar, seringkali bertumpu pada bahu dan ditopang oleh dagu.
Cello, atau violoncello, adalah alat musik gesek yang ukurannya lebih besar lagi, dimainkan sambil duduk dengan cello diletakkan di lantai menggunakan sebuah endpin. Nada cello lebih rendah dari biola alto, dengan setelan senar C, G, D, dan A. Suara cello sangat kaya, hangat, dan mampu mengekspresikan berbagai macam emosi, dari kegembiraan hingga kesedihan yang mendalam. Hal ini membuatnya menjadi instrumen solo yang sangat populer dan menjadi tulang punggung dalam banyak komposisi musik. Teknik bermain cello melibatkan gerakan tubuh yang lebih besar dan jangkauan jari yang lebih luas.
Kontrabas adalah alat musik gesek terbesar dalam keluarga ini, dengan nada paling rendah. Dimainkan sambil berdiri atau duduk di kursi tinggi, kontrabas seringkali menjadi fondasi ritmis dan harmonis dalam sebuah ansambel. Senarnya disetel dalam interval kwint, biasanya E, A, D, dan G, meskipun ada variasi. Suara kontrabas yang dalam dan berat memberikan pondasi yang kuat pada musik. Dalam orkestra simfoni, kontrabas memainkan peran krusial dalam memberikan nuansa dan kedalaman. Kontrabas juga sering ditemukan dalam ansambel jazz, di mana ia memainkan peran penting dalam memberikan ritme dan bassline yang dinamis.
Selain biola, biola alto, cello, dan kontrabas, terdapat pula berbagai alat musik gesek lain yang memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti: